Analisa Neraca Air Sub DAS Bengawan Solo Hilir Kabupaten Lamongan
Daftar Isi:
- Dalam perkembangannya, air secara sangat cepat menjadi sumber daya yang makin langka dan relative tidak ada sumber penggantinya. Kebutuhan air secara nasional saat ini terkonsentrasi pada Pulau Jawa, salah satunya adalah Kabupaten Lamongan yang berada di Provinsi Jawa Timur. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Lamongan yang termasuk dalam wilayah Sub DAS Bengawan Solo Hilir Kabupaten Lamongan akan selalu diikuti oleh meningkatnya jumlah kebutuhan air untuk domestik, idustri dan lainya. Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidak seimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui neraca air atau keseimbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air di wilayah Sub DAS Bengawan Solo Hilir Kabupaten Lamongan pada kondisi eksisting sampai dengan tahun 2035 mendatang lalu memetakanya dan menganalisa kualitas air sungainya. Analisa ketersediaan air dalam hal ini mencakup beberapa komponen, yaitu: ketersediaan air sungai dari debit sungai, waduk dan rawa, airtanah (sumur bor), air dari mata air dan ketersediaan air PDAM. Sedangkan untuk analisa kebutuhan air terdiri dari kebutuhan air domestik, non domestik, industri, irigasi, perikanan, peternakan dan penggelontoran. Dari ketersediaan dan kebutuhan air tersebut, diproyeksikan sampai dengan tahun 2035 mendatang dengan menggunakan metode Proyeksi Trend dengan Regresi kemudian dihasilkan neraca air lalu dilakukan suatu pemetaan dengan aplikasi arc view 3.3. Kemudian menganalisa kualitas air sungai Bengawan Solo Hilir Kabupaten Lamongan dengan Metode STORET. Berdasarkan hasil analisa diatas diperoleh total ketersediaan air pada tahun eksisting sebesar 13,25 x 109 m3/tahun dan total kebutuhan air sebesar 290,53 x 109 m3/tahun. Sehingga hasil neraca air sebesar 12,33 x 1013 m3/tahun. Dari keempat skenario yang dihitung didapatkan kebutuhan air untuk tahun 2035 pada skenario-1 sebesar 12,33 x 1013 m3/tahun, pada skenario-2 sebesar 12,31 x 1013 m3/tahun, pada skenario-3 sebesar 12, 30 x 1013 m3/tahun, pada skenario-4 sebesar 12, 30 x 1013m3/tahun. Dari 25 Kecamatan terdapat 17 Kecamatan yang mengalami defisit air. Defisit air terbesar terjadi di Kecamatan Maduran dengan nilai sebesar 65,80 x 109. Dan kualitas air sungai Bengawan Solo Hilir pada kondisi eksisting termasuk dalam klasifikasi tercemar berat untuk peruntukan kelas II.