Kajian Perubahan Desain Dimensi Hidraulik Bangunan Pelimpah Dan Pelengkap Bendungan Tugu Trenggalek Berdasarkan Hasil Uji Model Fisik Skala 1 50

Main Author: Sardono, WahyuSry
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/142194/1/Wahyu_Sry_Sardono_%280810640015%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/142194/
Daftar Isi:
  • Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Kabupaten Tenggalek adalah dengan membangun Bendungan Tugu. Dalam membangun suatu bendungan, salah satu tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh kesempurnaan desain adalah dengan melakukan uji model fisik hidraulik pelimpah. Pada skripsi ini, fokus penelitian yang dikaji adalah pada perubahan desain dimensi bangunan pelimpah, saluran transisi, saluran peluncur, dan peredam energi. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah memberikan saran penyempurnaan dari aspek hidraulika pada desain bangunan tersebut yang sesuai dengan ketentuan Balai Keamanan Bendungan (BKB), bila dari hasil percobaan diketahui desain yang ada kurang memuaskan. Dalam kajian hidraulika pada model fisik ini, untuk analisa hidraulika pada pelimpah menggunakan persamaan kontinuitas dengan perhitungan koefisien debit Cd menggunakan pendekatan metode USBR dan Iwasaki. Untuk saluran transisi dan saluran peluncur menggunakan persamaan energi dengan metode perhitungan tahapan standar. Sedangkan untuk analisa hidraulika pada peredam energi tipe Bremen menggunakan persamaan momentum dan kontinuitas kenaikan mendadak. Untuk baffle apron menggunakan metode perhitungan loncatan hidraulik pada USBR tipe III. Dari hasil pengujian original design, saluran samping hanya efektif meredam aliran yang turun dari pelimpah hanya sampai dengan Q2th. Pengujian model dengan beberapa perlakuan percobaan (model seri) didapat bahwa desain penyempurnaan sudah mampu mengendalikan aliran yang turun dari pelimpah, akan tetapi desain bangunan dari hasil penyempurnaan masih belum umum digunakan khususnya pada bendungan di Indonesia. Berdasarkan alasan tersebut, perlu adanya perubahan desain dimensi bangunan, diantaranya lebar pelimpah yang dirubah menjadi 35 m, saluran samping hulu 14 m hilir 24 m, saluran transisi hulu 24 m hilir 22 m menggunakan slope negatif, saluran peluncur 22 m dengan penambahan aerator, serta peredam energi tipe II dengan lebar 22 m dan panjang 65 m, mengakibatkan aliran di bagian pelimpah aman terhadap bahaya kavitasi dan overtopping, saluran samping mampu meredam aliran dari pelimpah, pada transisi terjadi aliran subkritis, saluran peluncur aman terhadap bahaya kavitasi, serta peredam enegi efektif terhadap semua debit percobaan sehingga waktu menuju ke saluran pengarah hilir dalam kondisi subkritis.