Daftar Isi:
  • Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) banyak diterapkan di desa-desa dataran tinggi atau pegunungan yang masih memiliki sumber air alami yang cukup berlimpah. Hal tersebut sangat menguntungkan karena PLTMH dapat menjadi solusi untuk listrik pedesaan terutama di dataran tinggi dan pegunungan yang umumnya sulit dijangkau oleh saluran listrik PLN. Pada bulan Januari tahun 2012, PT. PGN (Perusahaan Gas Negara) Tbk dan BPP Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mendirikan PLTMH baru (PLTMH Andungbiru 2) di desa Andungbiru yang diletakkan sejajar dan disamping PLTMH lama (PLTMH Andungbiru 1) dengan kemampuan pembangkitan daya sebesar 16 kVA. Sehingga desa Andungbiru memiliki 2 PLTMH yaitu PLTMH Andungbiru 1 yang berdaya 40 kVA dan PLTMH Andungbiru 2 yang berdaya 16 kVA. PLTMH tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik di desa Andungbiru yang terus bertambah. Namun kedua PLTMH tersebut masih belum diinterkoneksikan sehingga untuk lebih menjamin kontinyuitas aliran listrik ke rumah-rumah warga dilakukan interkoneksi terhadap kedua PLTMH. Suatu gangguan dalam sistem tenaga listrik dapat memicu ketidakstabilan sistem sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kestabilan pada sistem daya. Penelitian ini akan menganalisis stabilitas sistem daya pada saat kondisi awal sistem, yaitu ketika sistem daya kedua PLTMH belum diinterkoneksi dan kondisi ketika sistem daya kedua PLTMH telah diinterkoneksi. Hasil analisis akan menunjukkan kondisi tegangan dan sudut rotor sistem sebelum, selama dan setelah gangguan terjadi. Hasil analisis kestabilan pada sistem menunjukkan jika tegangan dan sudut rotor dapat kembali ke operasi normal setelah sistem mengalami gangguan. Drop tegangan pada saat interkoneksi lebih besar daripada sebelum interkoneksi, namun demikian sistem daya masih dalam keadaan stabil karena masih bisa kembali ke operasi normalnya.