Daftar Isi:
  • Kebutuhan masyarakat Kota Malang tiap tahun semakin meningkat terutama ruang gerak dalam melakukan berbagai kegiatan yang akibatnya menyebabkan peningkatan arus lalu lintas. Dalam mengatasi masalah ini ada perencanaan kereta api komuter dengan rute Lawang-Kepanjen oleh Pemerintah Daerah Malang raya sebagai Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM). Namun ada hambatan dan masalah untuk wanita dalam menggunakan kendaraan umum, termasuk biaya, dan yang terpenting adalah terjadi banyaknya pelecehan seksual terhadap perempuan di angkutan umum. Dalam upaya menjamin rasa aman bagi para wanita dalam menggunakan transportsi umum, maka perlu di tinjau perencanaan transportasi khusus wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya potensi pengguna gerbong khusus wanita untuk kereta komuter rute Lawang-Malang-Kepanjen PP. Metode yang digunakan adalah stated preference dan analisis yang dilakukan menggunakan logit binomial. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode Stated Preference, berdasarkan persepsi gabungan antara penumpang bus dan kereta api, maka dapat terjadi perpindahan moda dari bus dan angkutan desa ke kereta api komuter khusus wanita. Apabila selisih biaya perjalanan antara kereta api komuter khusus wanita dengan kereta api komuter lebih mahal Rp 1.000, dengan selisih waktu tempuh 0 (sama) serta frekuensi jumlah keberangkatan dapat mencapai lebih dari 2x hingga 3x dalam sehari, maka kereta api komuter khusus wanita dapat menjadi alternatif pilihan moda. Begitu juga dengan hasil penelitian yang membandingkan antara kereta api komuter khusus wanita dengan bus, kereta api komuter khusus wanita ber-AC dengan kereta api komuter, kereta api komuter khusus wanita memiliki tempat duduk khusus lansia dan ibu hamil dengan kereta api komuter, kereta api komuter khusus wanita yang ada Polsuska dengan kereta api komuter, mempunyai hasil penelitian yang sama. Sehingga kereta api komuter khusus wanita dapat menjadi alternatif pilihan moda.