Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan daerah rawan gempa yang dinding batu batanya tidak tahan terhadap gempa. Sehingga muncul gagasan untuk membuat panel yang digunakan sebagai elemen non-struktural yang digabung dengan gedek (anyaman bambu) sebagai tulangannya. Tulangan gedek itu sendiri berfungsi untuk membantu kelemahan panel dalam menahan gaya tarik. Karena panel ditujukan untuk pembuatan dinding maka akan lebih baik bila menggunakan beton ringan untuk mengurangi berat dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu dipilihlah penggunaan busa lerak yang ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan rongga-rongga udara pada beton tersebut. Disamping mudah dalam pengerjaannya, penggunaan lerak dimaksudkan untuk melestarikan keberadaannya sekaligus mewujudkan rumah yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variasi penambahan busa lerak berpengaruh terhadap berat dan kekuatan lentur pada panel lapis gedek. Langkah-langkah dalam penelitian yaitu membuat panel berukuran (80 × 45 × 4) cm dengan variasi kadar busa lerak sebesar 0 cc, 100 cc, 200 cc dan 300 cc. Benda uji dibuat 3 buah untuk tiap perlakuan dengan variasi gedek sebanyak dua variasi. Sehingga total benda uji pada penelitian ini adalah 24 buah. Panel tersebut diuji kekuatan lenturnya dengan ditumpu di kedua sisinya. Panel ini mendapatkan perilaku yang sama dalam pembebanan yaitu dengan memberikan beban terpusat di atas panel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada pengujian panel lapis gedek dengan variasi kadar busa lerak menunjukkan terdapat pengaruh terhadap berat dan kekuatan lenturnya. Sedangkan pada pengujian panel lapis gedek dengan variasi tulangan gedek tidak mempengaruhi berat panel namun hanya mempengaruhi kekuatan lenturnya saja. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik dan memberikan kesimpulan bahwa penambahan busa lerak mempengaruhi berat dan kekuatan lentur pada panel lapis gedek.