Ekspresi Green Flourescent Protein (Gfp) Sebagai Gen Pewarta Pada Transgenesis Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Dengan Metode Elektroporasi
Daftar Isi:
- Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan salah satu ikan endemik Indonesia yang berasal dari pulau Jawa. Salah satu hambatan yang umum dialami dalam budidaya ikan adalah tidak tersedianya benih yang cukup dan berkesinambungan. Beberapa permasalahan perikanan budidaya ikan tersebut dapat diatasi dengan penerapan bioteknologi melalui rekayasa genetika. Menurut Dewi et al., (2013), teknologi transgenesis terbukti mampu meningkatkan karakterkarakter unggul pada ikan budidaya seperti pertumbuhan, resistensi terhadap penyakit, resistensi terhadap kondisi lingkungan ekstrim (suhu dingin), deteksi pencemaran logam berat, warna, dan sebagainya. Menurut Glick & Pasternak (2003), pembuatan ikan transgenik umumnya membutuhkan adanya promotor agar gen yang diintroduksikan dapat aktif. Salah satu jenis promoter yang umum digunakan untuk membuat ikan transgenik adalah promoter β-aktin. Selanjutnya langkah untuk produksi ikan transgenik dengan karakter unggul yang diinginkan adalah pembuatan konstruksi gen. Salah satu yang biasa digunakan untuk reporter gen adalah Green Flourescent Protein (GFP). Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan transgenesis adalah metode transfer gen. Teknik transfer gen yang lebih popular digunakan adalah teknik mikroinjeksi (Kang et al., 1999). Menurut Beaumont and Hoare (2003), penggunaan metode mikroinjeksi dapat menyebabkan kerusakan yang mempengaruhi kelangsungan hidup embrio dan dapat menghasilkan tingkat kematian yang tinggi, sehingga teknik alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode elektroporasi dan sperma sebagai media transfer gen (Sperm Mediated Gene Transfer). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas GFP dalam mendeteksi keberhasilan proses transfer gen berdasarkan metode elektroporasi pada sperma, embrio dan larva ikan Tawes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan Faktor A : voltase 20 V dan Faktor B : Konsentrasi GFP 10 ng/μL, 20 ng/μL, 30 ng/μL. Parameter yang diamati meliputi: Kuantitas sperma, Motilitas sperma, Viabilitas sperma, Daya fertilitas, Daya tetas telur, Voltase, Pulse length, Number length dan Konsentrasi. Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai penggunaan elektroporasi pada sperma ikan Tawes didapatkan hasil melaui pengamatan mikroskop konvokal pada perlakuan sperma berhasil memendarkan GFP dengan indikator warna hijau dengan intensitas pendaran yang berbeda. Intensitas pendaran dengan pewarnaan Propidium iodide didapatkan nilai rerata tertinggi pada perlakuan A1B1 sebesar 965,17 arb.unit dan terendah pada perlakuan A1B3 sebesar 34,64 arb.unit. Kemudian pengamatan intensitas pendaran pada sperma pasca elektroporasi didapatkan nilai rerata tertinggi pada perlakuan A1B1 sebesar 49,56 arb.unit dan nilai terndah pada perlakuan A1B3 sebesar 4,98 arb.unit. Selanjutnya, pengamatan pendaran GFP pada embrio didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan A1B1 sebesar 44,57 arb.unit dan terendah pada perlakuan A1B3 sebesar 22,14 arb.unit. viii Hasil yang didapatkan dari perlakuan elektroporasi sperma menggunakan konsentrasi GFP 10 ng/μL memberikan nilai rerata motilitas sebesar 3,67, viabilitas sperma 61,50 % dan derajat fertilisasi 99,27 %.