Daftar Isi:
  • Sub Das Metro merupakan Daerah Aliran Sungai yang termasuk salah satu bagian dari DAW Waduk Sutami dengan kondisi topografi yang rata-rata curam. Dengan tingkat kerusakan Sub DAS Metro yang cukup tinggi akan memperbesar tingkat erosi yang terjadi pada lahan, yang kemudian mengakibatkan meningkatnya jumlah sedimen yang terdistribusi oleh aliran sungai ke waduk. Tataguna lahan yang berupa ladang, sawah, dan semak yang merupakan tanaman berkedalaman akar rendah dan berperan besar dalam proses penyebab terjadinya kerusakan tanah dan mempercepat laju erosi. Metode yang digunakan dalam menghitung besarnya laju erosi adalah metode RUSLE dimana metode tersebut menggunakan pendekatan dari Indeks Erosivitas. Pengolahan data-datanya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) karena memudahkan dalam penganalisaan dan pengelompokan data. Dari hasil analisa, didapat laju erosi sebesar 167,563 ton/ha/thn, identik dengan kehilangan tanah sebesar : 9,306 cm/thn. Dengan besar nilai SDR sebesar 0,123 didapat sedimen yang masuk ke Waduk Sutami adalah sebesar 269.266,88 ton/tahun. Dari peninjauan selanjutnya, prosentase terbesar kelas kemampuan lahannya adalah kelas VII (75,39%), yang merupakan daerah yang seharusnya Pengembalaan Terbatas. Berdasarkan hasil analisa pula, Sub DAS Sampean terdiri dari 3 (tiga) kawasan, yaitu Kawasan lindung (10,53%), Kawasan Penyangga (52,23%), Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (37,23%). Diharapkan dengan adanya kajian ini, maka Sub DAS Sampean perlu ditinjau lebih khusus, terutama dalam perubahan tata guna lahannya, karena memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengakibatkan peningkatan Sedimentasi Waduk Sutami. Maka diperlukan penanganan khusus secara mekanik maupun vegetatif.