Penerapan Selubung Bangunan Tanggap Kabut Asap pada Pusat Konservasi Alam di Palangkaraya
Daftar Isi:
- Pusat Konservasi Alam di Palangkaraya adalah kawasan yang berfungsi untuk memperkenalkan konservasi alam pada masyarakat. Dua fungsi utamanya, yaitu Kantor Konservasi Alam dan Penelitian Konservasi Alam membutuhkan kualitas udara yang baik untuk aktivitas dalam ruangannya. Sementara itu, kebakaran hutan di Kalimantan terus terjadi setiap musim kemarau. Kebakaran hutan tersebut mengakibatkan kabut asap yang berdampak pada penurunan kualitas udara ruang dalam. Fenomena ini ditanggapi melalui desain pasif arsitektur yang responsif melalui selubung bangunan yang mejadi media perantara ruang luar dan dalam. Oleh karena itu studi ini bertujuan untuk menerapkan selubung bangunan yang dapat menanggapi kabut asap secara baik pada dua bangunan utama Pusat Konservasi Alam di Palangkaraya, yaitu Kantor Konservasi Alam dan Penelitian Konservasi Alam. Proses studi dimulai dengan kemungkinan respon dari selubung bangunan terhadap kabut asap yang berupa; menerima, menolak, dan memfilter. Respon tersebut diimplementasikan melalui bentuk bangunan, pengolahan bukaan, penataan lansekap, dan aplikasi air dan vegetasi sebagi filter. Hasil studi berupa parameter yang kemudian diaplikasikan ke Pusat Konservasi Alam di Palangkaraya. Hasil penerapan adalah desain Pusat Konservasi Alam di Palangkaraya yang merupakan integrasi antara parameter hasil studi dan kondisi eksisting setempat. Fokus penerapan adalah desain selubung bangunan Kantor Konservasi Alam dan Penelitian Konservasi Alam. Selubung bangunan tersebut dapat menerima udara di mana sebelumnya melalui proses filtrasi terlebih dahulu. Hasil kajian ini menghasilkan model penerapan berupa pengaplikasian air dan vegetasi pada selubung bangunan sisi terluar yang kemudian berbatasan dengan ruang transisi sebelum akhirnya dibatasi dengan bukaan pada ruang produktif.