Daftar Isi:
  • Dengan adanya pengoperasian jembatan timbang rejoso di sisi ruas jalan rejoso tentunya menimbulkan permasalahan lalu lintas tersendiri. Akses jalan untuk kendaraan keluar dari jembatan timbang menuju ruas jalan raya rejoso menimbulkan konflik lalu lintas,sehingga diperlukan upaya untuk menganalisis dan mencari solusi yang diperlukan agar dampak konflik lalu lintas yang terjadi dapat diminimalisir. Skripsi ini menjelaskan tentang Kinerja Simpang, Jalinan, Gap kritis dan Lag Kritis untuk kondisi eksisting, kemudian menganalisa kinerja Simpang dan Jalinan dalam pertumbuhan tahun rencana, dan menentukan manajemen lalu lintas yang sesuai, sehingga diharapkan dapat memberikan alternatif solusi dari permasalahan yg terjadi. Kajian yang dilakukan berupa analisa simpang tidak bersinyal, Bagian jalinan tunggal, Waktu Gap kritis dan Lag Kritis, serta menentukan manajemen lalu lintas yang sesuai. Analisis kinerja simpang dan jalinan mengacu pada MKJI 1997, sedangkan Gap kritis, Lag kritis dan manajemen lalu lintas mengacu referensi. Parameter yang digunakan untuk merumuskan pertumbuhan volume lalu lintas adalah rata-rata parameter Pertumbuhan Kepemilikan Kendaraan Pribadi Jawa Timur sebesar 6,95 % dengan Pertumbuhan PDRB (Produk Domistik Regional Bruto) Jawa Timur sebesar 7,132 %. Angka inilah yang digunakan sebagai acuan dalam memprediksikan volume lalu lintas di saat beroperasinya jalan raya rejoso pada tahun 2012 sampai dengan 5 tahun kedepan, sehingga diperoleh tingkat pelayanan jalan raya rejoso. Hasil yang diperoleh yaitu, dengan menggunakan asumsi analisa simpang tidak bersinyal, pada kondisi eksisting tahun 2012 diperoleh tundaan sebesar (D) 10,18 detik, sedangkan dengan menggunakan analisa bagian jalinan tunggal diperoleh nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,641 detik. Untuk nilai Gap kritis diperoleh waktu Gap kritis sebesar 2,746 detik dan untuk waktu Lag kritis diperoleh waktu sebesar 7,548 detik. Kondisi pada tahun rencana (2017) didapatkan nilai tundaan (D) berdasarkan asumsi analisa simpang tidak bersinyal sebesar 14,31 detik, sedangkan untuk nilai derajat kejenuhan berdasarkan analisa bagian jalinan tunggal diperoleh nilai Derjat Kejenuhan (DS) sebesar 0,9 detik. Dengan memperhatikan kondisi seperti ini maka perlu adanya solusi perbaikan kondisi lalu lintas, solusi yang dilakukan adalah dengan membangun lajur baru pada akses keluar kendaraan di Jembatan Timbang yakni lajur percepatan.