Perencanaan Struktur Komposit Tahan Gempa Menggunakan Hexagonal Castellated Beam Pada Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Main Author: Ahmadin,TriJuli
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/141662/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/141662/2/PENGANTAR%26DAFTAR2.pdf
http://repository.ub.ac.id/141662/3/BAB_I.pdf
http://repository.ub.ac.id/141662/4/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/141662/5/JURNAL.pdf
http://repository.ub.ac.id/141662/
Daftar Isi:
  • Saat ini kebutuhan akan pendidikan tinggi terus meningkat, hal ini dimanfaatkan beberapa perguruan tinggi untuk menambah mahasiswa. Peningkatan jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan tersedianya lahan, oleh karena itu bangunan tinggi merupakan solusi terbaik. Masalah yang sering timbul pada perencanaan bangunan tinggi adalah kemampuan struktur dalam menahan gempa. Maka dari itu, setiap bangunan tinggi harus direncanakan tahan terhadap gempa. Perencanaan Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang ini menggunakan bahan komposit dan balok yang digunakan adalah hexagonal castellated beam . Balok tersebut adalah balok tampang I dengan lubang atau bukaan pada badan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perencanaan struktur komposit tahan gempa yang menggunakan castellated beam. Konsep perencanaan di bagi menjadi dua yaitu metoda kekuatan dan kinerja batas layan. Metoda kekuatan yaitu beban kerja dinaikkan secukupnya dengan beberapa faktor reduksi untuk mendapatkan beban yang mana keruntuhan dinyatakan “telah diambang pintu” atau biasa dinamakan beban terfaktor. Sedangkan Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar-tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, disamping untuk mencegah kerusakan non-struktur dan ketidaknyamanan penghuni. Pada perencanaan ini dilakukan beberapa kali percobaan dimensi balok, hingga akhirnya didapat profil WF paling optimal yang nantinya akan dirancang menjadi castellated beam. Untuk kolom digunakan profil WF yang diselimuti beton. Sambungan untuk balok-kolom digunakan las, sedangkan sambungan untuk kolom-kolom digunakan baut. Keuntungan dari pemakaian castellated beam ini adalah tinggi profil bisa meningkat sampai 50 %, sehingga meningkatkan nilai lentur aksial, momen inersia, dan seksion modulus. Namun perlu diperhatikan pada saat pengambaran, karena ada kemungkinan gambar tidak sesuai dengan hitungan.