Daftar Isi:
  • Globalisasi mengisyaratkan bahwa pasar akan semakin didominasi oleh perusahaan yang mampu memberikan pelayanan produk dengan daya saing tinggi. Upaya yang diakukan oleh PT. Alp Petro Industry untuk mencapai daya saing tinggi tersebut adalah dengan memproduksi pelumas dengan kualitas yang sesuai dengan keinginan pasar. Salah satu cara agar produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar adalah dengan menerapkan First Time Quality (FTQ). FTQ merupakan kondisi suksesnya suatu proses produksi pada kesempatan pertama dengan hasil berkualitas. Salah satu yang paling rawan gagal terjadinya FTQ pada proses blending, yaitu pencampuran pelumas dasar dengan bahan additive. PT. Alp Petro Industry memiliki target 96% FTQ proses blending oil dalam setahun. Dalam lima tahun terakhir ternyata PT. Alp Petro Industry belum mampu memenuhi target tersebut. Berdasarkan masalah tersebut maka dibutuhkan perbaikan terhadap FTQ proses blending oil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode six sigma dengan tahapan DMAIC untuk memperbaiki serta menigkatkan persen FTQ proses blending. Langkah penelitian yang digunakan adalah: Mendifinisakan masalah yang terjadi dalam proses blending. Melakukan pengukuran terhadap nilai sigma dan nilai defect per million oppotunity (DPMO). Kemudian mencari penyebab permasalahan dengan menggunakan Diagram Tulang Ikan. Terakhir dibuat rekomendasi perbaikan berdasarkan penyebab masalah. Dari hasil penelitian diketahui cacat yang paling sering mempengaruhi gagalnya FTQ pada proses blending oil adalah viskositas yaitu sebesar 70% dari total cacat selama proses blending. Adapun nilai DPMO karakteristik kualitas viskositas adalah sebesar 12.419 dan nilai sigma 2,5σ. Faktor-faktor yang mempengaruhi cacat viskositas yaitu human error, minimnya pemahaman proses blending, akurasi alat ukur, kebersihan blender, lingkungan penyimpanan additive di area blending, karakteristik bahan baku yang berubah, bahan baku expired, serta mixing time. Rekomendasi yang dibuat berdasarkan penyebab masalah. Rekomendasi yang diberikan yaitu: merekam aktivitas blending oil, melakukan penimbangan ulang bahan baku sebelum digunakan, menerapkan acceptance sampling untuk menginspeksi berat bersih bahan baku, training berkala kepada semua pihak yang terkait dengan blending oil, kalibrasi yang teratur sesuai dengan jadwal, revisi work instruction blending, pengaktifan kembali gudang work in process, serta penerapan quality control circle