Daftar Isi:
  • Kelurahan Tanjung Laut Indah merupakan kawasan permukiman di atas air. Keberadaan permukiman di atas air tersebut ada karena budaya masyarakat setempat yang cenderung hidup di wilayah perairan. Permukiman di atas air tersebut masih tradisional yaitu rumah panggung dengan struktur kayu, serta akses jalan lingkungan yang menghubungkan antar blok perumahan berupa kayu ulin, jalan tanah dan aspal. Berdasarkan RTRW Kota Bontang 2010-2030 Kelurahan Tanjung Laut Indah di arahkan sebagai kawasan permukiman, perikanan, pelabuhan barang dan pariwisata. Permasalahan yang dihadapi adalah infrastruktur kurang optimal dalam pelayanan dan penyediaannya, yaitu: kondisi infrastruktur jalan kayu di beberapa RT strukturnya kurang baik, jaringan sanitasi di beberapa permukiman masih di salurkan langsung ke laut, jaringan air bersih masih ada belum terlayani oleh jaringan PDAM, saluran drainase yang terputus antara batas permukiman di darat dan di atas air, sheingga pembuangan di salurkan kelaut, pelayanan petugas sampah yang kurang optimal, kondisi perekonomian masyarakat rendah serta ancaman pasang surut air laut terhadap permukiman di atas air. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yang memaparkan analisisi karakteristik fisik dan non fisik permukiman di atas air, teknik analisis deskriptif-evaluatif digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman di atas air Kelurahan Tanjung Laut Indah, dan teknik analisis development menggunakan SWOT ( Strength Weakness Opportunity Threaten ) melalui IFAS( Internal Factor Analysis Summary ) dan IFAS ( External Factor Analysis Summary ). Kondisi fisik permukiman di atas air terdiri dari kondisi sempadan pantai, kondisi mangrove , kondisi pasang surut air laut, kondisi struktur bangunan, kondisi sarana dan prasarana. Kondisi non fisik permukiman di atas air terdiri status tinggal penghuni, status kepemilikan bangunan, preferensi bermukim, harga lahan/rumah, mata pencaharian penduduk, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, hubungan kemasyarakatan dan perilaku budaya masyarakat. Berdasarkan hasil analisis faktor terdapat 4 faktor terbentuk yang mempengaruhi, yaitu sosial kemasyarakatan, prasarana dan kebijakan, kondisi wilayah permukiman dan kondisi persampahan, kondisi perumahan dan fasilitas pelayanan umum. Hasil analisis SWOT adalah kuadran II-C yaitu Agressive Maintenance Strategy. Arahan penataan permukiman di atas air adalah meningkatkan kerjasama masyarakat, meningkatkan perekonomian, memberikan bantuan dana untuk pendidikan serta perbaikan lingkungan permukiman, meningkatkan kualitas pelayanan sarana, memperbaiki sistem jaringan prasarana, memperbaiki kondisi struktur bangunan, mencegah pencemaran ke arah laut dan mempertahankan kegiatan pelestarian mangrove.