Kajian Disparitas Wilayah Perbatasan Malang Raya (Studi Kasus:Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Dau, Kecamatan Karangploso, dan Kecamatan Junrejo)

Main Author: Hardiani, LanaKkurnia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/141493/4/BAB_I.pdf
http://repository.ub.ac.id/141493/3/BAB_II.pdf
http://repository.ub.ac.id/141493/2/BAB_III.pdf
http://repository.ub.ac.id/141493/1/BAB_V.pdf
http://repository.ub.ac.id/141493/
Daftar Isi:
  • Wilayah Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Daerah yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah administrasi dengan wilayah lainnya, dalam hal Batas Wilayah administrasinya adalah darat. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Di Daerah). RTRW Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu berada dalam satu wilayah pengembangan yang sering disebut dengan Malang Raya. Wilayah pengembangan ini memiliki daerah perbatasan yang terletak pada Kecamatan Lowokwaru, Dau, Karangploso, dan Junrejo. Kawasan perbatasan Malang Raya memiliki kesamaan dalam hal karakter, fungsi dan potensi kawasan, namun memiliki tingkat perkembangannya pada masing-masing wilayah berbeda. Studi ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat disparitas yang terjadi pada wilayah perbatasan Malang Raya. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat disparitas ini adalah menggunakan indeks Williamson, analisis AHP untuk mengetahui faktor penyebab utama tingkat disparitas berdasarkan variabel pola pergerakan, pertumbuhan penduduk, dan Skala pelayanan fasilitas yang kemudian akan dibobotkan, serta analisis kebijakan. Berdasarakan analisis yang telah dilakukan disparitas yang terjadi pada wilayah studi merupakan disparitas yang dikatagorikan sebagai disparitas rendah, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai indeks Williamson sebesar 0,13 yang termasuk dalam katagori rendah dan analisis penentuan disparitas berdasarakan pembobotan dengan hasil yang dikatagorikan sebagai disparitas sedang. Disparitas ini juga dipengaruhi oleh kebiajkan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah telah memiliki kebijakan pengembangan yang telah perkembangan pada wilayah tersebut. Selain itu dalam studi ini juga dilakukan analisis development yaitu analisis akar masalah yang digunakan untuk mengetahui rekomendasi untuk mengurangi disparitas yang terjadi pada wilayah studi.