Daftar Isi:
  • Jalan T.Hasan Dek di Kota Banda Aceh merupakan jalan arteri sekunder penghubung dua persimpangan yaitu Persimpangan Jambotape dan Persimpangan Surabaya sebagai persimpangan yang padat kendaraan dan sering mengalami kemacetan sejak tahun 2007. Beban lalu lintas semakin bertambah setelah beroperasinya Hermes Palace Mall pada Oktober 2011 sebagai mall satu-satunya di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan sebagai bahan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas ruas jalan dan persimpangan di Jalan T.Hasan Dek. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif evaluatif geometrik komponen penampang melintang jalan untuk mengetahui kesesuaian wilayah studi dengan standar yang ada. Kemudian analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat pelayanan ruas jalan dan persimpangan. Selanjutnya analisis evaluatif dan development untuk mengetahui skenario manajemen lalu lintas yang tepat pada wilayah studi. Berdasarkan hasil analisis, diketahui tingkat pelayanan jalan terburuk yaitu pada ruas III dan IV (arah ke selatan) dengan LOS D dan pembebanan lalu lintas karena adanya Hermes Palace Mall sebesar 6%. Di persimpangan tak bersinyal T.Iskandar dan T.Hamzah Bendahara memiliki tingkat pelayanan A dengan kapasitas sisa 3236,8 smp/jam dan 3854,2 smp/jam. Persimpangan bersinyal Surabaya dan Jambotape memiliki tingkat pelayanan F dengan tundaan rata-rata 62,25 det/smp dan 89,81 det/smp. Berdasarkan peramalan volume lalu lintas ruas jalan, tingkat pelayanan terburuk adalah E pada ruas IV (arah ke selatan) dan pembebanan lalu lintas karena adanya mall sebesar 7,5%. Skenario manajemen lalu lintas yang dilakukan yaitu pelarangan parkir on street, pelebaran jalan, pelarangan masuk kendaraan berat, manajemen u-turn dan pengaturan sirkulasi kendaraan di pintu masuk mall. Skenario manajemen lalu lintas Persimpangan Surabaya dan Jambotape yaitu pembuatan yellow box junction , perubahan fase sinyal, dan pembangunan fly over .