Pengaruh Sedimentasi Sungai Sampean Terhadap Usia Guna Waduk Bendung Sampean Baru Bondowoso
Daftar Isi:
- Bendung Sampean Baru terletak pada DAS Sampean Baru, yang membendung Sungai Sampean yang mengalir melalui kota Bondowoso dan Situbondo. Bendung ini dibangun untuk pemenuhan kebutuhan irigasi, dan pembangkit listrik mikro. Perubahan tata guna lahan yang terjadi di wilayah DAS Sampean Baru menyebabkan erosi dan sedimentasi di Sungai Sampean yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan waduk. Dalam studi ini, untuk mengetahui besarnya erosi menggunakan metode USLE ( Universal Soil Loss Equation ) untuk memprediksi besarnya erosi lahan yang terjadi. Metode ini melibatkan empat variabel, yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, kemiringan lahan, dan penggunaan lahan. Hasil perhitungan erosi akan digunakan dalam perhitungan besarnya sedimentasi berdasarkan metode SDR ( Sediment Delivery Ratio ) untuk mengetahui besarnya sedimen aktual yang masuk ke bendung. Variabel dalam metode SDR meliputi besarnya erosi hasil pe rhitungan dan sedimen hasil pengambilan sampel di lapangan. Dari hasil perhitungan, laju erosi potensial DAS Sampean Baru adalah 18,0033 ton/ha/tahun. Berdasarkan debit banjir rencana, didapatkan nilai SDR 102,35% untuk kala ulang 2 tahun, 121,817% untuk kala ulang 5 tahun, 135,69% untuk kala ulang 10 tahun, 152,274% untuk kala ulang 25 tahun, dan 168,816% untuk kala ulang 50 tahun. Sementara bila digunakan debit rata-rata tahunan waduk, diperoleh nilai SDR 14,17%. Berdasarkan data waduk, laju sedimentasi waduk sebesar 26.086,96 m 3 /tahun, dengan volume sedimen waduk sampai tahun 2011 sebesar 678.260,88 m 3 dan sisa usia waduk 11,5 tahun. Bila digunakan data sedimen lapangan, laju sedimentasi waduk sebesar 73.474,89 m 3 /tahun, dengan volume sedimen waduk sampai tahun 2011 sebesar 820.424,67 m 3 dan sisa usia waduk sebesar 4,1 tahun. Sisa usia guna waduk yang digunakan untuk penanganan waduk adalah yang terpendek, yaitu 4,1 tahun. Pengendalian laju sedimentasi waduk dan sungai untuk jangka panjang berupa pengendalian laju erosi yang meliputi perbaikan tata guna lahan, perluasan penghijauan, dan perbaikan lereng-lereng tanah, sedangkan untuk jangka pendek berupa pembangunan check dam , pengangkatan sedimen secara rutin, dan normalisasi sungai Sampean.