Efek Preventif Kefir Sari Kedelai Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Dipapar Boraks Melalui Pakan Berdasarkan Aktivitas Protease Dan Gambaran Histopatologi Jejunum

Main Author: Yahya, Buyung
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/14131/1/Buyung%20Yahya.pdf
http://repository.ub.ac.id/14131/
Daftar Isi:
  • Boraks merupakan bahan kimia yang dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Boraks dapat mendorong timbulnya ROS (Reactive Oxygen Species) yang menghasilkan senyawa radikal bebas dalam jumlah besar dan bersifat toksik. Proses fermentasi pada kefir sari kedelai dapat meningkatkan daya antioksidan dalam sari kedelai. Tujuan penelitian ini mengetahui potensi dalam kefir sari kedelai sebagai terapi preventif untuk mencegah peningkatan aktivitas protease dan mencegah kerusakan histopatologi jejunum tikus (Rattus norvegicus) yang dipapar pakan mengandung boraks. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi lima kelompok : kontrol negatif (A), kontrol positif yang dipapar pakan boraks 10.300 ppm (B) dan kelompok Preventif dengan dosis kefir sari kedelai: 0,5 ml/100gBB, 1 ml/100gBB, dan 1,5 ml/100gBB (yaitu kelompok C, D, dan E). Aktivitas protease diukur menggunakan spektofotometer serta dihitung dengan uji ragam One-way ANOVA dan uji BNJ menggunakan SPSS for windows 17.0. Pembuatan preparat histopatologi organ jejunum menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) dan diamati dengan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kefir sari kedelai dapat menurunkan aktivitas protease secara signifikan (p<0,05) dan dapat mencegah kerusakan histopatologi jejunum berupa hemoragik, deskuamasi epitel dan infiltrasi sel radang. Kesimpulan dari penelitian ini pada pemberian kefir sari kedelai dosis terbaik 1,5 ml/100gBB dapat meningkatkan persentase penurunan aktivitas protease paling tinggi. Gambaran histopatologi jejunum terlihat adanya perbaikan mukosa jejunum dan berkurangnya infiltrasi sel radang.