Revitalisasi Komplek Kawedanan Tumpang Sebagai Pusat Pelatihan dan Pengembangan Seni Tari Tradisional Malang

Main Author: Noer, EvaRahmania
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/141039/
Daftar Isi:
  • Bangunan bersejarah banyak terdapat di wilayah Malang. Bangunan ini, meliputi bangunan pemerintahan, bangunan pendidikan, bangunan kesehatan, rumah, maupun bangunan tempat ibadah. Pelestarian bangunan bersejarah harus dilakukan, agar bangunan-bangunan ini nantinya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Malang pada khususnya maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Upaya pelestarian yang biasa dilakukan oleh pemerintah ialah upaya pelestarian melalui usaha revitalisasi. Revitalisasi merupakan salah satu upaya pelestarian termasuk dalam bagian dari konservasi bangunan. Tujuan revitalisasi ini ialah untuk melestarikan bangunan bersejarah serta memberikan solusi desain agar bangunan ini dapat dimanfaatkan dan dugunakan secara layak sesuai dengan fungsinya. Revitlisasi bangunan komplek Kawedanan Tumpang merupakan salah satu usaha untuk melestarikan bangunan bersejarah. Bangunan ini terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Bangunan merupakan peninggalan bangsawan Jawa yang biasa disebut sebagai "demang". Selain itu, bangunan ini juga pernah ditempati oleh pembatu bupati "wedana" pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1912. Sebagian besar bangunan, tidak mengalami perubahan. Variabel yang digunakan dalam kajian ini meliputi interior bangunan, eksterior bangunan dan struktur bangunan. Metode yang dilakukan ialah metode pengumpulan data (survey lapangan dan wawancara) serta metode pengolahan data (metode analisis data dan metode evaluatif). Hasil kajian ini menunjukkan bahwa menganalisis suatu bangunan dengan melakukan pendekatan tipologi bangunan Kolonial-Jawa dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk desain bangunan yang akan direvitalisasi serta dapat pula digunakan sebagai acuan desain, sesuai dengan fungsi baru yang diwadahi. Dari segi arsitektur, hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai rujukan mengenai rekomendasi desain fungsi baru. Dimana bangunan Kolonial Belanda yang merupakan bangunan eksisting dapat tetap dipertahankan keberadaannya dan adanya sentuhan oernamen tradisional Jawa serta material bangunan alami untuk menegaskan bahwa bangunan ini merupakan bangunan yang memiliki nilai akulturasi budaya.