Manajemen Lalulintas Kota Kepanjen Akibat Pemindahan Ibukota Kabupaten Malang

Main Author: ApriansaZ, Robie
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/140963/
Daftar Isi:
  • Pemindahan ibukota Kabupaten Malang diikuti dengan dibangunnya kantor Kabupaten Malang di Kepanjen akan menimbulkan tarikan lalulintas. Tarikan itu akan mempengaruhi pergerakan lalulintas pada sistem jaringan jalan yang ada disekitar Kota Kepanjen. Pergerakan dari dan menuju Kepanjen akan berdampak pada lalu lintas di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya kajian sekaligus solusi pemecahan masalah yang akan terjadi pada jaringan jalan akibat pengaruh pergerakan tersebut. Metode analisis untuk mengetahui kinerja jaringan jalan akibat pemindahan ibu kota Kabupaten Malang dilakukan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Sedangkan metode untuk memprediksikan pertumbuhan lalulintas didasarkan pada Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja ruas jalan dan simpang di koridor studi perlu adanya perbaikan. Hal ini mengacu pada hasil analisis eksisting ruas maupun simpang, untuk ruas jalan Trunojoyo tingkat pelayanannya D. Sedangkan untuk simpang, dari empat simpang dua simpang yaitu simpang empat kaki Jl. Ahmad Yani – Jl. Sultan Agung – Jl. Sumedang – Jl. Kawi dan simpang tiga kaki Jl. Sultan Agung – Jl. Panarukan – Jl. Panji masing-masing tingkat pelayanannya F dan D. Maka sebelum diprediksi saat beroperasi dan setelah lima tahun kedepan, perlu adanya penanganan ruas maupun simpang yang tingkat pelayanannya di bawah C. Setelah dilakukan perbaikan kinerja jalan, analisis menuju tahap selanjutnya yaitu memprediksi kinerja jaringan jalan setelah beroperasinya kantor Kabupaten Malang. Hasil menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat pelayanan ruas maupun simpang melebihi batas izin. Untuk ruas yang tingkat pelayanannya kurang dari C yaitu Jalan Panji. Sedangkan untuk simpang, simpang empat kaki Jl. Ahmad Yani – Jl. Sultan Agung – Jl. Sumedang – Jl. Kawi tingkat pelayanannya E dan simpang tiga kaki Jl. Sultan Agung – Jl. Panarukan – Jl. Panji tundaan rata-rata mencapai 136, 82 det/ smp. Sama halnya pada analisis eksisting, analisis saat beroperasinya kantor perlu adanya peningkatan kinerja sebelum dilakukan prediksi lima tahun kedepan. Peningkatan kinerja jalan yang masih dalam ruang lingkup manajemen lalulintas antara lain dapat berupa penerapan jalan satu arah, jalan bermedian, penempatan rambu dan marka jalan, penempatan dan pengaturan sinyal. Pada analisis lima tahun setelah beroperasinya kantor, ruas jalan Ahmad Yani, Sultan Agung, Panarukan, Panji, Trunojoyo semua kinerja jalannya menurun hingga di bawah C. Sedangkan pada simpang, hanya simpang empat kaki Jl. Panji – Jl. Trunojoyo – Jl. Sapta Marga – Jl. Krapyak yang tingkat pelayanan diatas C. Terjadinya penurunan Indek Tingkat Pelayanan (ITP) disebabkan pertambahan arus kendaraan tiap tahunnya. Alternatif penanganan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja jalan Kota Kepanjen. Ruas Jalan Trunojoyo dan Panji kinerjanya dapat meningkat menjadi B setelah menjadikan jalan tersebut menjadi jalan satu arah. Ruas jalan Panarukan, Ahmad Yani dan Sultan Agung kinerja jalan menjadi C dengan penanganan pelarangan parkir pada ruas Panarukan. Pada ruas Sultan Agung dan Ahmad Yani dilakukan dengan merubah tipe jalan menjadi empat lajur hanya saja di Sultan Agung tidak bermedian sedangkan di Ahmad Yani bermedian. Beberapa simpang, perbaikan kinerja dilakukan dengan memperbaiki persinyalan. Selain itu pelarangan kendaraan berat lewat dalam kota dapat meningkatkan kinerja tiap-tiap persimpangan. Kinerja simpang setelah dilakukannya perbaikan, menjadi C untuk semua simpang yang mengalami perbaikan.