Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Kincir Air Di Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang

Main Author: AgungD, IGusti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/140818/
Daftar Isi:
  • Skripsi ini menyampaikan mengenai perancangan pembangkit listrik tenaga kincir air dengan memanfaatkan potensi energi air yang terdapat pada aliran air coban sewu yang terletak di Dusun Tretes Desa Bendosari. Pada penelitian ini awalnya dilakukan survey lokasi terlebih dahulu, setelah lokasi pembangunan diperoleh, dilakukan beberapa pengukuran untuk memperoleh parameter-parameter utama dalam perancangan, seperti debit air dan tinggi jatuh air. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winda Harsanti pada bulan Oktober 2009 dan Juni 2010, diperoleh besarnya debit air di lokasi ini berkisar 0,565 m 3 /s pada Oktober 2009 dan 0,6818 m 3 /s pada Juni 2010 (data terlampir) sehingga pada perancangan ditentukan debit andalan yang digunakan yaitu 0,3 m 3 /s, hal ini dilakukan agar tidak merusak ekosistem pada sungai. Sedangkan untuk tinggi jatuh air diperoleh sebesar 3,4 m dengan menggunakan metode water-filled tube . Pada perancangan pembangkit listrik tenaga kincir air ini terdapat beberapa komponen seperti saluran air yang dilengkapi dengan 2 pintu air, 2 buah saluran pelimpah, bendungan, talang air, Power house , kincir air, peralatan mekanik seperti : poros, pasak, dan bantalan (bearing) , sistem transmisi yang merupakan kombinasi gardan mobil, gardan truk, serta puli dan sabuk yang berfungsi untuk menyesuaikan putaran pada kincir dengan generator, dan sebuah generator sinkron 1 fasa untuk mengkonversi energi mekanik menjadi energi elektrik. Setelah pembangkit listrik ini selesai dibangun dan dilakukan pengujian pada tanggal 16 Juni 2011, diperoleh kapasitas daya yang dapat dihasilkan pada kondisi empirisnya yaitu sebesar 3,214 kW. Jika dibandingkan dengan daya pada perhitungan teoritis sebesar 3,354 kW, Kapasitas daya yang dihasilkan pada perhitungan teoritis lebih besar dibandingkan daya yang dihasilkan pada kondisi empiris di lapangan. Hal ini disebabkan oleh penentuan efisiensi di setiap komponen pembangkit pada perhitungan teoritis yang kurang akurat. Selain itu pula tidak semua peralatan mekanik yang digunakan pada pembangkit listrik ini sesuai dengan perancangan. Namun secara keseluruhan perbedaan yang ditemukan tidak begitu signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa PLTKA ini bekerja cukup optimum sesuai dengan hasil yang diharapkan pada perancangan.