Pendekatan Lean Sigma Sebagai Upaya untuk Meminimasi Waste pada Departemen Produksi

Main Author: Oktarianty, SandityastutyRury
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/140781/
Daftar Isi:
  • PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi rokok. Fokus amatan pada penelitian ini adalah rokok "A" yang merupakan produk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produk ini menjadi unggulan dari PT XYZ dan memiliki jumlah produksi terbanyak apabila dibandingkan dengan produk lain. Permasalahan yang terjadi di PT XYZ adalah masih banyak terjadi waste dalam proses produksi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini menggunakan metode lean sigma yang merupakan gabungan dari metode lean manufacturing dan six sigma. Pendekatan lean membantu untuk mengidentifikasi dan mereduksi waste yang terjadi pada aliran proses. Sedangkan pendekatan six sigma digunakan untuk mereduksi variasi pada proses, pengendalian proses, dan peningkatan secara terus menerus Tahapan pada penelitian ini mengikuti siklus define, measure, analyze dan improve (DMAI) yang didalamnya melakukan identifikasi waktu kerja, pembuatan value stream mapping, identifikasi aktivitas yang tergolong value added, non value added dan neccesssary but non value added, identifikasi waste, menghitung DPMO dan level sigma, analisis penyebab terjadinya waste menggunakan diagram sebab akibat , memberikan rekomendasi perbaikan untuk meminimasi waste dan pemilihan prioritas rekomendasi dengan menggunakan FMEA. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada dua waste kritis pada proses linting yaitu defect dan waiting serta pada proses pengemasan yaitu defect dan excess transportation. Level sigma pada proses linting untuk defect adalah 3,91 dan untuk waiting adalah 3,32 sedangkan level sigma pada proses pengemasan untuk defect adalah 3,95 dan untuk excess transportation adalah 3,50. Rekomendasi perbaikan pada proses linting untuk defect adalah menggunakan alat pemotong yang sesuai dengan ukuran rokok dan untuk waiting adalah mengubah sistem penyetoran (inspeksi), sedangkan pada proses pengemasan untuk defect adalah menggunakan alat standarisasi diameter rokok dan untuk excess transportation adalah melakukan perbaikan layout pada ruang pengemasan