Aplikasi SIG & Metode Kagan-Rodda serta Standar WMO Untuk Kerapatan Stasiun Hujan di WS Barito Provinsi Kalimantan Selatan

Main Author: Puspitasari, SriPurwantiDian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/140710/
Daftar Isi:
  • Dalam kegiatan analisis hidrologi dibutuhkan data hidrologi seperti data curah hujan, debit air, data iklim dan lain sebagainya sebagai masukan dalam penyediaan informasi hidrologi siap pakai. Kesalahan dalam pemantauan data dasar hidrologi dalam suatu daerah pengaliran sungai akan menghasilkan data siap pakai yang tidak benar dan mengakibatkan hasil perencanaan, penelitian, dan pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien dan efektif. Kesalahan tersebut biasanya disebabkan oleh jumlah stasiun hujan dalam DAS yang kurang memadai dan pola penyebaran stasiun hujan yang tidak merata. Untuk mengatasi masalah tersebut menurut WMO ( World Meteorological Organization ), maka suatu DAS harus memiliki stasiun hujan yang mewakili kerapatan jaringan stasiun hujan minimum seluas 100-250 km 2 /stasiun. Dalam studi ini akan dikemukakan tentang penerapan metode Kagan-Rodda untuk evaluasi kerapatan dan pola penyebaran stasiun hujan pada Wilayah Sungai (WS) Barito Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga dapat diketahui stasiun hujan yang berpengaruh dalam analisis hidrologi selanjutnya pada Wilayah Sungai (WS) tersebut. Dari hasil analisis curah hujan rerata daerah untuk kondisi eksisting diperoleh 3 stasiun hujan dimana memiliki luas daerah pengaruh yang termasuk dalam kategori kondisi sulit (3000-9000 km 2 /stastiun) menurut WMO ( World Meteorological Organization ) yaitu Stasiun Sei Tabuk, Stasiun Binuang dan Stasiun Jaro. Berdasarkan perencanaan jaringan Kagan-Rodda dengan panjang sisi jaring-jaring Kagan (L) sebesar 37.0529 km, jumlah stasiun hujan yang dibutuhkan untuk tingkat kesalahan perataan (Z 1 ) = 5% di WS Barito yaitu sebanyak 16 buah stasiun rekomendasi. Untuk memastikan bahwa stasiun-stasiun hujan yang dipilih berdasarkan metode Kagan-Rodda cukup mewakili dari jumlah stasiun hujan yang tersedia, maka dihitung prosentasi perbedaan curah hujan rancangan jaringan Kagan-Rodda dari curah hujan rancangan jaringan eksisting. Dari hasil perhitungan kesalahan relatif diketahui bahwa prosentase perbedaan curah hujan rancangan untuk setiap kala ulang tertentu relatif kecil yaitu 0.100% - 1.960%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Kagan-Rodda, diketahui kerapatan stasiun hujan yang direkomendasikan memenuhi standar WMO (tidak ada lagi yang termasuk dalam kondisi sulit). Hal ini membuktikan bahwa penentuan letak stasiun hujan baru berdasarkan metode Kagan-Rodda dapat diterapkan di WS Barito.