Integrasi desain selubung bangunan di koridor jalan Diponegoro Surabaya
Daftar Isi:
- Surabaya memiliki banyak bangunan peninggalan sejarah, salah satunya yaitu bangunan kolonial yang didirikan pada saat kependudukan Belanda di Indonesia. Sedangkan keberadaan dan kondisi bangunan kolonial Belanda yang banyak ter dapat di Kota Surabaya dewasa ini dirasakan sudah sangat memprihatinkan. Jalan Diponegoro merupakan salah satu nama jalan yang ada di kelurahan Darmo yang dikenal memiliki identitas sebagai salah satu jalan yang masih mempertahankan bentuk bangunan kolonial pada sebagian besar bangunanya. Selama perjalanan waktunya, karakter bangunan kolonial di jalan Diponegoro pada beberapa bangunannya telah mengalami penambahan bentuk maupun material. Secara umum, karakter bangunan di jalan Diponegoro dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, bangunan kolonial, bangunan modern, dan integrasi antara gaya kolonial dan modern. Semuanya memiliki latar belakang tahun, budaya, dan fungsi yang berbeda. Pada penelitian tentang desain selubung bangunan ini, digunakan 2 variabel meliputi variabel pembentuk selubung bangunan untuk skala unit bangunan dan skala koridor. Untuk skala unit bangunan meliputi: bentuk dasar geometri, atap, dinding, dan ragam hias. Sedangkan variabel untuk skala koridor meliputi: GSB dan ketinggian bangunan. Variabel tersebut sesuai dengan metode penelitian deskriptif dengn purposive sampling. Hasil dari kajian mengenai integrasi selubung bangunan didapatkan bahwa jika koridor jalan Diponegoro lebih diarahkan ke kolonial, maka meskipun ada peralihan fungsi kawasan yang tadinya merupakan bangunan rumah tinggal menjadi kawasan perdagangan dan jasa, penggunaan elemen inti selubung bangunan yang sekiranya tampak mendominasi dilihat dari sisi pengguna jalan, seperti atap, kolom dan dinding tetap mengacu pada desain langgam kolonial.