Daftar Isi:
  • Wilayah perbatasan seringkali tidak menjadi perhatian utama dalam penataan ruang, sehingga peran serta perkembangannya cenderung hanya mengikuti perkembangan pusat yang meluas ke daerah pinggiran termasuk ke kawasan perbatasan sehingga dapat menimbulkan permasalahan yang terkait dengan batas wilayah administratif serta disparitas antar wilayah yang berbatasan langsung. Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang merupakan kabupaten yang memiliki nilai strategis cukup besar dalam konstelasi wilayah lokal, regional hingga nasional dikatakan mengalami perubahan signifikan dengan keberadaan jembatan Suramadu. Kecamatan Jrengik-Sreseh (Kabupaten Sampang) dan Kecamatan Blega-Modung (Kabupaten Bangkalan) merupakan kecamatan yang membutuhkan perhatian yang khusus karena dampak pembangunan belum dirasakan secara nyata. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan penyebab terjadinya ketimpangan wilayah di kawasan perbatasan berdasarkan aspek ekonomi, sosial kemasyarakatan serta keberadaan infrastruktur yang ada dan menyusun arahan pengembangan kawasan perbatasan untuk mengurangi ketimpangan wilayah dengan menggunakan metode deskriptif-evaluatif (analisis kebijakan, analisis hierarki kawasan, analisis ketimpangan wilayah, analisis perekonomian wilayah, analisis fasilitas dan utilitas wilayah, analisis orientasi pergerakan kawasan perbatasan dan analisis potensi permasalahan kawasan perbatasan); serta menganalisis dan menentukan arahan pengembangan kawasan perbatasan dengan menggunakan metode development berupa analisis AHP dan SWOT. Berdasar hasil 9 analisa yang dilakukan penyebab terjadinya ketimpangan wilayah di kawasan perbatasan yaitu ada perbedaan fungsi kegiatan, yaitu Sampang berfungsi sebagai pusat perkembangan kegiatan kawasan dan Bangkalan sebagai pusat produksi ekonomi kawasan, kesenjangan ekonomi antar kecamatan di kedua kabupaten tidak terlalu besar namun terdapat kecenderungan kesenjangan ekonomi semakin melebar, terdapat perbedaan potensi unggulan di tiap sektor akan tetapi belum tergali secara optimal, adanya perbedaan jumlah jenis sarana sehingga banyak masyarakat yang belum terlayani secara merata dan banyaknya potensi yang dimiliki tetapi belum tergali secra optimal karena keterbatasan SDM. Dari penyebab ketimpangan wilayah diatas dapat dilakukan arahan pengembangan berdasarkan analisis AHP dan SWOT yang nantinya dapat mengurangi ketimpangan wilayah yang terjadi. Salah satunya yaituarahan potensi unggulan per sektor tiap kecamatan yang berbatasan di Kabupaten Sampang-Kabupaten Bangkalan, arahan pusat dan sub pusat kawasan perbatasan Kabupaten Sampang-Kabupaten Bangkalan dimana pusat dari kawasan perbatasan di Kabupaten Sampang terdapat di Kecamatan Sreseh sedangkan pusat dari kawasan perbatasan di Kabupaten Bangkalan tetap di Kecamatan Blega dan arahan fasilitas dan utilitas di kawasan perbatasan di Kabupaten Sampang - Kabupaten Bangkalan.