Peran Modal Sosial Dalam Program Urban Farming Di Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang

Main Author: Oktaviani, Elisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/14037/1/ELISA%20OKTAVIANI.pdf
http://repository.ub.ac.id/14037/
Daftar Isi:
  • Modal sosial merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi dalam proses pembangunan. berbagai masalah pembangunan dan penyimpangan yang terjadi di berbagai negara merupakan faktor utama dari tidak berkembangnya modal sosial yang ada di tengah masyarakat. Modal sosial yang lemah akan menurunkan semangat gotong-royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan jumlah pengangguran, kriminalitas dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial (Bulu, Hariadi, & Herianto, 2015). Modal sosial selama ini dipandang memiliki nilai dan kontribusi dalam setiap keberhasilan upaya untuk pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat memerlukan beberapa komponen modal sosial baik berupa rasa saling percaya, jaringan kerjasama, nilai dan norma dianggap mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi wilayah terutama dalam interaksi ekonomi baik di negara berkembang maupun di negara maju (World Bank, 2016). Pentingnya sebuah dimensi modal sosial dalam model pengembangan masyarakat tentu saja dapat berdampak positif. Akan tetapi, permasalahan pengelolaan lingkungan hidup semakin ‘hangat’ menjadi perbincangan di seluruh kelompok masyarakat. Hal ini terjadi karena tingginya angka population dan building density (kepadatan) kota yang terus meningkat, masalah persampahan, masalah sanitasi kota, dan water quality. Permasalahan kepadatan di daerah perkotaan semakin kompleks dengan perkembangan jumlah penduduk yang sangat tinggi, terutama penduduk yang tidak tetap. Jumlah penduduk merupakan ancaman dan pressure terbesar bagi masalah kualitas lingkungan hidup, sehingga permasalahan tempat tinggal (permukiman) yang berbasis lingkungan ‘sehat’ menjadi penting untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut(Lovell et al., 2010). Modal sosial terdiri juga dari kewajiban-kewajiban sosial. Namun dalam penelitian ini lebih fokus terhadap peran modal sosial dalam keberhasilan program “Urban Farming” di kawasan perkotaan Malang yang terletak di RW 03 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Periode tujuh tahun terakhir ini, sistem pemerintahan Kota Malang mulai melakukan sebuah langkah pembenahan yang secara signifikan untuk mengatasi masalah lingkungan di Kota Malang. Program pembenahan meliputi lomba kampung bersinar. Konsep kampung bersinar merupakan salah-satu bagian integral dari program pemerintah Walikota Malang. Program ini dapat memanfaatkan lorong atau gang yang ada di pemukiman padat penduduk Kota Malang menjadi lebih produktif, inovatif dan ramah lingkungan. Inovasi ini diapresiasi dan dinilai dapat membuat kesadaran masyarakat untuk menciptakan kebersihan lingkungannya dan hal-hal positif lainnya. Bertambahnya kampung tematik dengan konsep Urban Farming ini diperlukan adanya kontribusi modal sosial sebagai suatu dimensi pembangunan yang meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling bekerjasama menjaga pengelolaan pemukiman padat penduduk yang ramah lingkungan (Disperkim Kota Malang, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat RW 03 Kelurahanii Sukun Kecamatan Sukun, dengan teknik penentuan sampel menggunakan jenis Purposive sampling pada RT 06 RW 03 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan analisis statistik inferensial berupa korelasi Rank Spearman dan regresi linier dengan uji t. Analisis deskritif dilakukan dengan cara wawancara keyperson atau key infroman yang akan di dirangkum dalam interpretasi data statistik. Teknik analisis inferensial dilakukan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis statistik inferensial menggunakan korelasi Rank Spearman untuk mengkorelasikan dua data yang ordinal. Peran modal sosial yang mau dilihat adalah indikator kepercayaan, Partisipasi, jaringan sosial, dan norma sosial. Penelitian dilakukan terhadap 40 sampel rumah tangga di RT 06 RW 03 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Setelah dilakukan pengolahan data dengan metode statistik deskriptif peran modal sosial secara statistik menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh. Hal itu bisa dilihat pada indikator kepercayaan diantara masyarakat yang memiliki presentase sebesar 63,16 Persen, untuk indikator partisipasi memiliki presentase sebesar 72,31 persen, dan pada indikator jaringan sosial memiliki nilai terendah dari ke empat indikator yakni sebesar 56,20 persen. Sedangkan untuk norma sosialnya sebesar 65,55 Persen. Merujuk pada analisapun tampak dalam keseharian masyarakatnya seperti: sifat kekeluargaan, sifat saling tolong menolong, saling membantu, kesetiakawanan, sikap koperatif, saling percaya kepada rukun tetangga, dan semuanya itu bisa terlihat dalam perilaku kolektif masyarakat seperti: sifat kerjasama, gotong-royong dan tentunya sikap partisipasi masyarakat. Tingkat keberhasilan program Urban Farming yang terjadi di RW 03 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang memiliki presentase nilai yang tinggi yaitu 61,80 persen. Mengacu pada sepuluh indikator terdapat satu indikator yang memiliki nilai rendah yaitu sebesar 48,80 persen pada indikator kesejahterahan. Indikator tersebut membahas tentang pengurangan jumlah pengangguran setelah diadakannya program Urban Farming. Hal tersebut menjadi titik evaluasi karena kurangnya penjadwalan sehingga hasil dari program kurang maksimal. Terdapat hubungan korelasi yang sempurna antara keberhasilan program Urban Farming dengan modal sosial yang ada di dalam masyarakat. Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan untuk keberlanjutan program tersebut adalah dibentuknya jadwal pengolahan sampah bagi setiap warga agar terjalinnya jaringan dan komunikasi secara lebih intens. Hendaknya pemerintah memberikan penyuluhan agar masyarakar RT 06 mengetahui dan mendapatkan ilmu dalam budidaya tanaman secara vertikultur.