Evaluasi Program Pertanian Organik Komoditas Padi, Jagung Manis, Dan Bawang Merah Di Desa Pendem Dan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu
Main Author: | Qodri, Dheya Amirah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/14023/1/DHEYA%20AMIRAH%20QODRI.pdf http://repository.ub.ac.id/14023/ |
Daftar Isi:
- Revolusi Hijau telah membawa keberhasilan pembangunan pertanian terhadap swasembada kebutuhan pangan untuk masyrakat Indonesia. Keberhasilan tersebut didukung dengan penggunaan teknologi dalam bidang pertanian yang membutuhkan input bahan-bahan kimia yang tinggi seperti penggunaan pupuk sintetis atau kimia, pestisida kimia, herbisida, dan produkproduk kimia lainnya. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang terus menerus juga memberikan dampak negative yaitu rusaknya struktur alami tanah, meningkatnya populasi hama, berkurangnya organisme penyubur tanah, dan pencemaran air. Permasalahan tersebut tidak hanya berdampak buruk pada lingkungan, tetapi juga pada manusia. Residu pestisida yang tertinggal pada hasil pertanian, telah menyebabkan banyak kasus keracunan (Andoko, 2004). Menurut WHO (World Health Organization), selama beberapa tahun terakhir banyak bermunculan penyakit akibat keracunan zat kimia yang digunakan untuk pertanian, yaitu berupa pupuk dan pestisida kimia. Pupuk dan pestisida yang digunakan dalam pertanian akan masuk dan meresap ke dalam sel-sel tumbuhan, termasuk ke bagian akar, batang, daun, dan buah. Jika buah atau daun termakan oleh manusia, maka racun atau residu bahan kimia beracun akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia (Sudarti dan Arnold, 2016). Beberapa kasus dalam penelitian menemukan hubungan pestisida sebagai penyebab timbulnya kanker, tingkat kesuburan menurun, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga kematian. Dewasa ini banyak muncul berbagai produk pertanian organik dipasaran seperti beras organik, sayur organik, dan buah organik (Khorniawati, 2014). Produk organik memiliki manfaat yang secara tidak langsung dapat membantu membersihkan darah, membuang racun yang menumpuk pada sel, membentuk regenerasi sel baru, bahkan hasil pemerikasaan di laboratorium menunjukkan bahwa tanaman dari hasil budidaya organik mengandung 58% zat polifenoloid, yaitu zat yang mengandung antioksidan yang berguna untuk mencegah penyakit kanker (Zuraya dan Lilis, 2017). Dengan demikian, pertanian organik menjadi penting untuk diterapkan dalam sistem pertanian untuk memimalkan dampak negatif yang tidak diinginkan tersebut, dan agar masyarakat merasa aman dan terjaga kesehatannya ketika mengkonsumsi produk pertanian. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya, serta tidak merusak lingkungan (Nurhidayati, dkk, 2008). Desa Pendem dan Dadaprejo merupakan dua desa yang berada di Kecamatan Junrejo yang mengikuti program Batu Go Organic sejak tahun 2012 dan 2014. Untuk di Desa Pendem terdapat 25 orang petani dan 10 orang di Desa Dadaprejo yang mengikuti program Batu Go Organic. Dalam program ini Dinasi