Pengaruh Kecepatan Pengelasan Tungsten Inert Gas Pada Austenitic Stainless Steel Terhadap Tegangan Tarik Dan Tegangan Bending
Main Author: | MochSulisdianto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/140214/1/051000104.pdf http://repository.ub.ac.id/140214/ |
Daftar Isi:
- Dalam proses pengelasan austenitic stainless steel sering digunakan tungsten inert gas ( TIG ) karena memliki keuntungan yaitu daerah pengaruh panas kecil sehingga pengaruh panas pengelasan pada logam induk hanya terbatas pada sekitar sambungan. Karena logam di sekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur metal dan deformasi. Di mana pada pendinginan lambat dari 680°C ke 480°C pada austenitic stainless steel akan terbentuk karbid khrom yang mengendap diantara butir yang menyebabkan penurunan sifat tahan karat dan sifat mekaniknya. Salah satu cara untuk mengurangi nilai masukan panas ( heat input ) yang menyebabkan pendinginan lambat setelah proses pengelasan adalah dengan meningkatkan kecepatan pengelasan. Austenitic stainless steel merupakan material non magnetic, sifat mampu las yang baik sekali, tahan korosi yang baik sekali dan tidak dapat dikeraskan pada proses perlakuan panas. Pada penelitian ini dilakukan proses pengelasan austenitic stainless steel dengan TIG yang bertujuan untuk menyambung austenitic stainless steel . Pada proses pengelasan ini dilakukan lima variasi kecepatan pengelasan yaitu 34 mm/men, 40 mm/men, 48 mm/men, 60 mm/men, 80 mm/men untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tegangan tarik dan tegangan bending . Bahan yang dilas adalah plat austenitic stainless steel 304 tebal 5 mm dengan kawat elektroda wolfram berdiameter 2,6 mm dan filler metal ER 308L yang dilas pada posisi flat position menggunakan las TIG . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan pengelasan berpengaruh terhadap tegangan tarik dan tegangan bending pada austenitic stainless steel . Dari uji tarik pada kecepatan pengelasan 34 mm/menit tegangan tarik rata-rata 612,3 N/mm2 karena pendinginan yang lebih lambat yang menyebabkan karbid khrom yang terbentuk di antara butir lebih banyak sehingga tegangan tarik lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan pengelasan 80 mm/menit yang tegangan tarik rata-ratanya 675,2 N/mm2, maka grafik menunjukkan peningkatan tegangan tarik pada kecepatan pengelasan 34 mm/menit sampai 80 mm/menit. Dari uji bending menunjukkan peningkatan tegangan bending pada kecepatan pengelasan 34 mm/menit sampai 80 mm/menit. Pada kecepatan pengelasan 34 mm/menit tegangan bending rata-rata 1095,772 N/mm2 dan pada kecepatan pengelasan 80 mm/menit tegangan bending rata-rata mengalami peningkatan yaitu 1433,830 N/mm2, hal ini dikarenakan masukan panas yang diterima material lebih rendah pada kecepatan pengelasan 80 mm/menit yang menyebabkan pendinginannya lebih cepat sehingga karbid khrom yang terbentuk dan mengendap di antara butir lebih sedikit.