Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Watu Ulo di Kabupaten Jember
Daftar Isi:
- Kawasan wisata Pantai Watu Ulo merupakan salah satu kawasan wisata andalan di Kabupaten Jember yang memiliki keindahan panorama pantai dan alam. Namun, pemanfaatan dan pengoptimalan potensi belum dilakukan secara maksimal oleh pemerintah Kab. Jember, sehingga diperlukan rencana pengembangan yang dapat mengoptimalkan potensi kawasan wisata pantai watu Ulo. Pada kawasan ini hanya terdapat satu bangunan hotel yang sudah tutup, beberapa kios cinderamata dan warung yang berdiri apa adanya, 2 buah shelter, serta area bermain yang tidak terawat, juga gerbang serta loket penjualan tiket yang sudah tidak layak lagi. Kawasan ini merupakan kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami , sehingga dalam pengembangannya diperlukan upaya mitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fasilitas pendukung, merumuskan strategi pengembangan, dan menghasilkan arahan pengembangan. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif (analisis lingkage system, supply-demand, partisipatif, SWOT, dan analisis sirkulasi), dan analisis kuantitatif dengan metode pembobotan dan skoring (analisis karakteristik lahan, pembobotan faktor SWOT, dan kebutuhan ruang). Berdasarkan hasil dan pembahasan, kawasan wisata memiliki karakteristik lahan yang relatif datar (0-2%), dengan ketinggian antara 0-25 m dpl, dan minimnya vegetasi . Jumlah pengunjung mengalami peningkatan tajam pada tahun 2005 hingga mencapai 72.788 pengunjung dan pada 2 tahun terakhir sebesar 60 ribuan pengunjung (Dinas Pariwisata Kab. Jember, 2008), tingkat usia antara 21-30 tahun (39%), berasal dari dalam kabupaten (66%), motivasi menikmati pemandangan (30%), menggunakan kendaraan pribadi (72%), lama kunjungan berkisar antara 1-3 jam (81%), dan waktu berkunjung adalah hari besar/libur nasional (48%). Kawasan wisata berada berdekatan dengan obyek wisata Pantai Papuma dan sejalur dengan objek wisata alam pantai di Kab. Jember. Dalam pengembangan kawasan wisata terdapat beberapa pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda yaitu, pihak pemerintah, dinas pendapatan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas retribisi dan perawatan fasilitas, pihak pedagang, pihak masyarakat sekitar dan pihak pengunjung. Berdasarkan analisis demand-supply, daya tarik/atraksi yang diminati oleh sebagian besar pengunjung yaitu pemandangan pantai (92%), menikmati sunset beserta fotografi (91%) serta menyaksikan atraksi budaya (82%), rata-rata sebagian besar pengunjung merasa kurang puas dengan jumlah sarana pendukung wisata (49,13%). Berdasarkan analisis tapak, lahan pada kawasan wisata berpotensi untuk dikembangkan dengan luas lahan ±18.538 m 2 atau sekitar 1,8 Ha (kelas lahan II). Dan berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan kawasan wisata termasuk dalam kuadran II ( Stability ), yaitu pada ruang D ( Selective Maintenace Strategy ). Ada beberapa arahan yang akan dikembangkan, yaitu arahan lingkage system, pengembangan kegiatan, pengembangan sarana, dan penataan tapak serta upaya mitigasi tsunami, yaitu diterapkan jalur hijau/ greenbelt disepanjang pantai. Saran bagi pengembangan kawasan wisata yaitu, partisipasi pihak terkait diperlukan dalam upaya pengembangan, peningkatan publikasi dan promosi, serta kerjasama dengan investor dalam mengembangkan kawasan wisata.