Daftar Isi:
  • DAS Bengawan Solo Hulu merupakan sub DAS bagian hulu dari Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo. DAS Bengawan Solo Hulu mayoritas berada di Kabupaten Wonogiri, sedangkan sebagian kecil berada di Kabupaten Gunung Kidul, Karanganyar dan Pacitan. Bengawan Solo Hulu ini terdiri 8 Sub DAS utama, yaitu Sub DAS Keduang, Sub DAS Alang, Sub DAS Ngunggahan, Sub DAS remnant, Sub DAS Temon, Sub DAS Wuryantoro, Sub DAS Tirtomoyo dan Sub DAS Solo Hulu. DAS Bengawan Solo Hulu berfngsi untuk menjaga fungsi tata air, jika terjadi kerusakan pada daerah hulu maka akan memberikan dampak pada daerah hilirnya. Selain untuk menjaga kelestarian seluruh bagian DAS, DAS Bengawan Solo Hulu juga memiliki peranan penting untuk wilayah sekitarnya. Sebagai bagian hulu dari DAS Bengawan Solo, DAS Bengawan Solo Hulu juga menjadi salah satu sumber untuk irigasi lahan pertanian dan PLTA bagi Waduk Serbaguna Gajah Mungkur. Permasalahan yang sedang terjadi saat ini di DAS Bengawan Solo Hulu salah satunya adalah erosi. Erosi yang terjadi dikarenakan tingginya pembukaan lahan terutama untuk lahan pertanian lahan kering (tegalan). Berkurangnya tutupan lahan mengakibatkan tidak adanya penahan air saat hujan sehingga aliran air membawa tanah langsung ke sungai. Saat ini kawasan hutan yang terdapat di DAS Bengawan Solo Hulu ±16% yang seharusnya luas wilayah hutan di suatu wilayah DAS sebesar 30%. Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif terhadap karakteristik fisik sungai. Kemudian analisis evaluatif dengan teknik analisis before – after untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan mayoritas dan jenis –jenis erosi yang terjadi di DAS Bengawan Solo Hulu yang kemudian dapat diketahui hubungan antara perubahan guna lahan dengan erosi. selanjutnya akan dilakukan analisis kemampuan lahan untuk membuat arahan guna lahan yang sesuai dengan hasil analisis kemampuan lahan. Hasil dari studi ini adalah hubungan antara perubahan guna lahan dengan erosi dan mengetahui sumber erosi terbesar di DAS Bengawan Solo Hulu yang kemudian dapat menjadi acuan untuk menentukan arahan guna lahan selain berdasarkan analisis kemampuan lahan.