Pemanfaatan Limbah Lumpur Lapindo Sebagai Fiiller Pada Campuran Aspal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Main Author: | RahadianBayuPradipta |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/139768/ |
Daftar Isi:
- Lumpur Lapindo merupakan limbah yang dihasilkan dari bencana semburan lumpur panas di lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang telah berlangsung sejak Mei 2006. Banyak penelitian dilakukan untuk mencegah dan diusahakan untuk memanfaatkan limbah tersebut. Pada penelitian ini limbah lumpur lapindo digunakan sebagai filler pada campuran perkerasan. Dalam hal ini campuran perkerasan yang digunakan adalah Laston (Lapis Aspal Beton) dan HRS ( Hot Rolled Sheet). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi proporsi lumpur lapindo sebagai filler dan kadar aspal terhadap karakteristik campuran perkerasan lentur jalan raya, sehingga kadar aspal optimum dapat dicapai, dan mengetahui Indeks Kekuatan Sisa (IKS) pada campuran Laston dan HRS yang menggunakan lumpur lapindo sebagai filler . Pengujian dilakukan pada campuran Laston dan HRS dengan dua variabel bebas ( filler lumpur Lapindo dan kadar aspal) yang terdiri dari empat variasi kadar aspal untuk campuran Laston (5%, 6%, 7%, dan 8%) dan campuran HRS (6%, 7%, 8%, dan 9%), sedangkan untuk proporsi filler terdiri dari lima variasi proporsi Filler Lapindo/abu batu pecah (0/100, 25/75, 50/50, 75/25 dan 100/0) untuk campuran Laston dan HRS . Setelah didapat Kadar Aspal Optimum (KAO) dan proporsi filler optimum, penelitian dilanjutkan pada pengujian durabilitas untuk mengetahui Indeks Kekuatan Sisa (IKS). Dalam pengujian ini, 36 benda uji pada kondisi optimum diberi perlakuan perendaman asam selama 55 detik, dimana perendaman tersebut dilakukan satu kali sehari (Penelitian Ilanka C.D. dan Nurul R., 2008) dengan variasi lama perendaman yang berbeda (0, 1, 7, 14, 21, dan 28 hari) masing-masing 6 benda uji, 3 benda uji untuk Marshall Standard dan 3 benda uji untuk Marshall Immersion . Kadar Aspal Optimum (KAO) dan proporsi filler lapindo/abu batu pecah didapatkan dengan metode diagram pita dan metode linier programming. Dari metode diagram pita diperoleh KAO sebesar 7,7% dan proporsi filler optimum 75/25 untuk campuran Laston, sedangkan untuk campuran HRS diperoleh KAO sebesar 8,3% dan proporsi filler optimum 25/75. Dari metode Linear Programming tidak diperoleh nilai KAO untuk campuran Laston sebesar 7,9% dan untk campuran HRS sebesar 8,9%, sedangkan proporsi filler optimum untuk campuran Laston dan HRS tidak dapat diperoleh. Sehingga untuk pengujian durabilitas pada penelitian ini digunakan nilai KAO dan proporsi filler optimum berdasarkan nilai yang didapatkan dari metode diagram pita. Pada pengujian durabilitas, nilai IKS terus mengalami penurunan sampai perendaman ke 28 dengan nilai IKS 96,516 % untuk campuran Laston Optimum dan 96,914 % untuk campuran HRS Optimum. Dimana nilai-nilai tersebut memenuhi spesifikasi Bina Marga untuk campuran Laston dan HRS .