Load Balancing Server Web Berdasarkan Jumlah Koneksi Klien pada Docker Swarm
Main Author: | Afis, Dimas Setiawan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13975/7/Dimas%20Setiawan%20Afis.pdf http://repository.ub.ac.id/13975/ |
Daftar Isi:
- Server web menjadi bagian penting dari infrastruktur internet saat ini. Sebagian besar dari arsitetur yang digunakan saat ini hanya berfokus kepada meningkatkan kinerja web server dengan menggunakan single backend server. Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimana single server tersebut mampu menangani lonjakan permintaan data yang sangat banyak. Itulah sebabnya, membangun infrastruktur server web yang andal dan sangat tersedia sangat penting. Server web tunggal tidak cukup untuk mendukung aplikasi web lalu lintas tinggi. Kita harus mempertimbangkan menggunakan clustering web server untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan server web. Kami dapat membangun klaster ini menggunakan teknologi virtualisasi seperti mesin atau wadah virtual. Dibandingkan dengan mesin virtual, baru-baru ini, virtualisasi berbasis kontainer semakin populer. Salah satu virtualisasi berbasis kontainer yang paling banyak digunakan saat ini adalah Docker. Docker adalah mesin open source yang menerapkan secara otomatis aplikasi ke dalam container. Namun, mengelola beberapa kontainer untuk membuat layanan tunggal adalah tugas yang menantang. Docker memperkenalkan alat pengembangan sistem terdistribusi yang disebut Docker Swarm, yang dapat memperluas proses pengembangan perangkat lunak berbasis container. Pada Docker Swarm terdapat dua jenis node, yaitu node manajer, dan node pekerja. Manajer node mengelola keanggotaan dan node pekerja dalam menjalankan layanan swarm di Docker Swarm. Node manager akan mengarahkan permintaan dari luar ke node pekerja dengan menggunakan mekanisme load balancing internal sendiri. Mekanisme penyeimbang beban internal Docker Swarm berfokus pada bagaimana mendistribusikan permintaan kepada node pekerja secara seimbang berdasarkan permintaan pengguna. Load balancing dapat memaksimalkan throughput, mengurangi latency, dan memastikan fault-tolerant. Fokus utama dari load balancing dalam adalah dalam mengalokasikan beban secara dinamis di antara node untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan untuk menyediakan pemanfaatan sumber daya maksimum dengan mendistribusikan beban keseluruhan yang tersedia ke node yang berbeda.