Identifikasi Sifat Ketahanan Plasma Nutfah Kedelai (Glycine Max L. Merrill) Terhadap Kutu Kebul (Bemisia Tabaci Genn.)

Main Author: Reza, Nisrina Saraswati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13920/1/NISRINA%20SARASWATI%20R..pdf
http://repository.ub.ac.id/13920/
Daftar Isi:
  • Kedelai merupakan tanaman pangan yang dimanfaatkan bijinya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan kedelai yang tinggi di Indonesia, dibutuhkan varietas unggul kedelai berdaya hasil tinggi. Selain berdaya hasil tinggi, varietas unggul yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit juga dibutuhkan karena seringkali serangan hama dan penyakit menyebabkan penurunan produktivitas kedelai. Salah satu hama yang menyebabkan penurunan produktivitas kedelai adalah kutu kebul (Bemisia tabaci). Hama ini menghisap cairan daun tanaman kedelai yang terserang. Dalam upaya meningkatkan daya hasil tinggi pada kedelai, dibutuhkan varietas yang toleran terhadap kutu kebul. Sampai saat ini, belum ada varietas yang dirakit khusus toleran terhadap kutu kebul. Perakitan varietas membutuhkan ketersediaan sumber gen yang dapat diperoleh dalam koleksi plasma nutfah. Oleh karena itu, identifikasi sifat ketahanan kedelai yang toleran terhadap kutu kebul diperlukan sebagai langkah awal dalam perakitan varietas kedelai toleran kutu kebul. Pada penelitian ini, diuji sifat ketahanan terhadap serangan kutu kebul dari 48 aksesi plasma nutfah kedelai koleksi Balitkabi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan plasma nutfah kedelai sebagai sumber gen ketahanan dan untuk menentukan karakter morfologi daun yang menentukan sifat ketahanan kedelai terhadap kutu kebul. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari - Mei 2018 di Kebun Percobaan Kendalpayak, Balitkabi, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, klorofil meter (SPAD), mikroskop binokuler, dan standard color chart. Bahan yang digunakan yaitu 48 genotipe kedelai. Terdapat 144 satuan percobaan, ditanam dalam plot berukuran 0.8 m × 2.4 m dengan jarak tanam 40 cm × 15 cm. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan populasi kutu kebul (jumlah telur, jumlah nimfa, dan jumlah imago), jumlah trikoma daun,indeks klorofil daun, kadar air daun, dan skor warna daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Scott Knott. Kriteria kelas ketahanan dikategorikan berdasarkan data jumlah populasi kutu kebul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 genotipe yang tergolong tahan yaitu Wilis, Meratus, Argomulyo, Ringgit, Merbabu, dan Malabar yang dapat dijadikan sebagai sumber gen ketahanan. Kemudian terdapat 22 genotipe agak tahan, 15 genotipe rentan, dan 5 genotipe sangat rentan. Genotipe dengan karakter jumlah trikoma daun yang tinggi cenderung tahan terhadap kutu kebul. Jumlah trikoma daun danindeks klorofil berkorelasi negatif nyata terhadap jumlah populasi kutu kebul. Kadar air daun di antara 48 genotipe kedelai yang diuji tidak berbeda nyata. Tidak ditemukan karakter yang tahan terhadap kutu kebul.