Pengendalian Kualitas Produk Dan Proses Produksi Dengan Pendekatan Metode Six Sigma Studi kasus di PT. Asahimas Flatt Glass, Tbk

Main Author: FFeryArihtaS
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/139092/
Daftar Isi:
  • Kualitas merupakan suatu ukuran dari semua hasil produksi baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dan didalam dunia bisnis kualitas adalah sebuah competitive advantage yang menjadi senjata utama bagi perusahaan untuk tetap survive dalam persaingan global dunia usaha yang ketat. Dengan menerapkan ISO 9001 tentang mutu terpadu maka PT. Asahimas Flat Glass,Tbk Sidoarjo berusaha mengurangi produk cacat kertasnya, namun pada kenyataannya masih ditemui bilangan cacat yang relatif besar yaitu ± 40 % dari total produksinya tiap tahun. Sehingga untuk mengurangi cacat yang cukup besar tersebut maka penerapan Six Sigma dirasa sangat perlu untuk dilakukan. Dalam penerapan Six Sigma disini akan didukung penerapan siklus define, measure, analyze, improve and control (DMAIC) akan bisa memberikan suatu metodologi untuk mengarahkan pada perbaikan yang sistematis, terus menerus (kontinyu) dan tidak mundur. Secara umum, dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses di PT. Asahimas Flat Glass,Tbk Sidoarjo telah mencapai kinerja perusahaan yang baik dan dapat bersaing dengan pasar, namun untuk taraf kontrol proses dan untuk mencapai zero defect masih diperlukan perbaikan di segala aspek baik manusia dan mesin yang merupakan faktor utama dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Dari tahapan define diketahui bahwa cacat utama yang dialami oleh PT. Asahimas Flat Glass,Tbk Sidoarjo adalah cacat spesifik berupa cullet, dan dari tahap measure diketahui bahwa kinerja perusahaan adalah 4,49 sigma yaitu ditemukan sebanyak 435 produk cacat dari total 39123 jumlah produk. Kinerja ini sudah cukup baik dan jauh diatas rata – rata kinerja indutri di indonesia yaitu 3 sigma. Namun untuk mencapai tujuan utama yaitu 6 sigma masih diperlukan Improve / perbaikan – perbaikan. Dari tahapan analisi dan improve diketahui bahwa perbaikan perlu dilakukan pada 2 aspek yaitu manusia dan mesin. Dari Tahapan Control kita harapkan improve yang akan dilakukan akan mengendalikan penyebab kegagalan proses sebesar 48 %. Dan diharapkan dengan tahapan control maka perbaikan dengan metode six sigma akan berjalan continue dan bukan mundur.