Pengaruh Komposisi Ab Mix Dan Biourine Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Romaine (Lactuca Sativa L.) Sistem Hidroponik Rakit Apung
Main Author: | Lusi Anna Sitorus, Lusi Anna Sitorus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13906/1/LUSI%20ANNA%20SITORUS.pdf http://repository.ub.ac.id/13906/ |
Daftar Isi:
- Selada Romaine (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi dalam bentuk segar. Hal ini dikarenakan selada romaine mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Menurut Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian (2015) konsumsi sayuran di Indonesia tahun 2013 yaitu 23,46 kg/kapita, tahun 2014 sebanyak 24,64 kg/kapita dan meningkat pada tahun 2015 mencapai 25,65 kg/kapita. Namun hal ini tidak diimbangi dengan lahan pertanian yang semakin sempit akibat konversi lahan pertanian produktif ke penggunaan nonpertanian yang terjadi secara masif. Budidaya tanaman hidroponik menjadi pilihan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu teknik hidroponik yang sering digunakan ialah rakit apung. Budidaya hidroponik menggunakan AB mix sebagai nutrisi yang diperlukan untuk tanaman. Namun penggunaan pupuk AB mix sebagai unsur hara anorganik dan memiliki harga yang tinggi sehingga kurang menjangkau pembudidaya skala kecil, maka dari itu diperlukan sumber hara alternatif menggunakan biourin sapi yang sudah difermentasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menentukan AB mix dan biourin sapi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada romaine (Lactuca sativa L.) sistem hidroponik rakit apung. Penelitian ini dilaksanakan di Screenhouse Lanud Abdulrachman Saleh, Malang pada bulan April hingga Mei 2018. Alat yang digunakan pada penelitian yaitu ember ukuran 5 liter, bak plastik 42 cm × 32 cm, kamera, alat tulis, kertas label, penggaris, Leaf Area Meter (LAM), netpot dengan diameter 4,5 cm, styrofom, aerator, batu aerator, Total Disolved Solid (TDS), electro conductivity (EC) dan Potential of Hydrogen (pH) meter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih selada romaine varietas longifolia, pupuk AB mix, biourin sapi rockwool dan air. Penelitian ini dilakuan 2 kali masa tanam menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada penanaman pertama terdapat 8 perlakuan sebagai berikut: P1= 100% nutrisi AB Mix, P2= 100% biourin sapi, P3= 85% nutrisi AB Mix + 15% biourin sapi, P4= 70% nutrisi AB Mix + 30% biourin sapi, P5= 55% nutrisi AB Mix + 45% biourin sapi, P6= 40% nutrisi AB Mix + 60% biourin sapi, P7= 25% nutrisi AB Mix + 75% biourin sapi dan P8= 10% Nutrisi AB Mix + 90% biourin sapi Setiap perlakuan yang didapatkan sebanyak 8 perlakuan dengan ulangan sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 32 satuan percobaan. Pada penanaman kedua terdapat 6 perlakuan yaitu P1= 100 ml/l biourin sapi, P2= 200 ml/l biourin sapi, P3= 300 ml/l biourin sapi, P4= 400 ml/l biourin sapi, P5= 100% AB mix, dan P6= 50% AB mix + 50% biourin sapi. Setiap perlakuan yang didapatkan sebanyak 6 perlakuan dengan ulangan sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan non destruktif, destruktif, dan panen. Pengamatan non destruktif meliputi panjang tanaman (cm) dan jumlah daun pertanaman. Pengamatan destruktif yaitu luas daun (cm2), sedangkan pengamatan panen yaitu panjang akar (cm), bobot segar akar (g tan-1), dan bobot konsumsi per tanaman (g tan-1). Data yang diperoleh dari hasilii pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan taraf 5%. Apabila didapatkan pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian penanaman pertama menunjukkan bahwa subtitusi AB mix 85% + 15% Biourin sapi (P3) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada romaine. Pada pengamatan pertumbuhan tanaman umur 37 HSS mampu menghasilkan panjang tanaman sebesar 17,34 cm, jumlah daun sebesar 7,25 helai, dan luas daun 562,64 cm2. Sedangkan pengamatan hasil panen tanaman selada romaine variabel panjang akar yaitu 26,28 cm, bobot akar yaitu 29,54 cm, dan berat konsumsi tanaman sebesar 26,81 g. Penanaman kedua perlakuan 100% AB mix (P5) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 50% AB Mix + 50% Biourin Sapi (P6) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perlakuan 100% AB mix variabel panjang tanaman umur 36 HSS sebesar 21,08 cm, jumlah daun sebesar 9,25 helai dan luas daun yaitu 1045,55 cm2 . Pengamatan hasil panen tanaman selada romaine perlakuan 100% AB mix menghasilkan panjang akar yaitu 29,13 cm dan berat konsumsi tanaman sebesar 51,00 g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penanaman pertama dan kedua biourin sapi tidak dapat dijadikan nutrisi primer, maka dari itu tetap membutuhkan peranan AB mix untuk menopang pertumbuhan dan hasil hidroponik sistem rakit apung.