Pengaruh Depth of Cut dan Nose Radius Mata Pahat pada Proses Pembubutan terhadap Kebulatan Produk yang Dihasilkan

Main Author: FaritKurniawan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138952/
Daftar Isi:
  • Pada mesin-mesin dan peralatan-peralatan teknis banyak sekali ditemukan komponen-komponen yang mempunyai penampang bulat, baik itu berupa poros, bantalan, dan banyak lagi yang lain. Pada komponen ini kebulatan memegang peranan penting dalam banyak hal seperti, membagi beban agar sama rata, memperlancar pelumasan, menentukan ketelitian putaran, maupun menentukan umur dari komponen tersebut. Namun sering kali komponen dengan kebulatan yang ideal, dan baik amat sulit dibuat. Oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kebulatan benda kerja pada proses pemesinan, khususnya pada proses pembubutan. Salah satunya dengan melakukan penelitian tentang pengaruh parameter dasar dan geometri pahat pada proses pembubutan terhadap kebulatan benda kerja. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental nyata untuk mengetahui pengaruh depth of cut dan nose radius mata pahat terhadap kebulatan produk yang dihasilkan pada proses pembubutan. Variabel yang digunakan adalah depth of cut yaitu: 1 mm, 1,25 mm, 1,50 mm, 1,75 mm dan nose radius mata pahat yaitu : 0,2 mm, 0,4 mm, 0,8 mm. Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Teknik Mesin dan CNC VEDC Malang. Dari hasil penelitian didapatkan nilai penyimpangan kebulatan (peak-to-valley roundness errors) pada depth of cut antara 1 mm sampai 1,75 mm mengalami kenaikan. Sedangkan nilai penyimpangan kebulatan (peak-to-valley roundness errors) pada nose radius mata pahat antara 0,2 mm sampai 0,8 mm juga mengalami kenaikan. Dari perhitungan statistik didapatkan bahwa depth of cut dan nose radius mata pahat berpengaruh terhadap penyimpangan kebulatan (peak-to-valley roundness errors).