Pergeseran spasial Ruang wanita Rumah Rakyat Madura Pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan

Main Author: AllisPreviMartiana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138834/
ctrlnum 138834
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/138834/</relation><title>Pergeseran spasial Ruang wanita Rumah Rakyat Madura Pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan</title><creator>AllisPreviMartiana</creator><subject>690 Construction of buildings</subject><description>Munculnya pabrik gula Kedawung tepatnya di desa Banyu Biru Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan pada pertengahan abad 19 mengakibatkan terjadinya migrasi masyarakat Madura ke Pasuruan terutama di Kabupaten Pasuruan. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kondisi tanah di Pulau Madura tidak memiliki produktivitas tinggi, diikuti semakin menyempit dan tandusnya lahan pertanian, dan lain sebagainya. Terjadinya migrasi masyarakat Madura ke Kabupaten Pasuruan mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya atau pertemuan dua budaya yaitu budaya tradisional yang dibawa oleh masyarakat Madura yang terkenal dengan arsitektur tradisional taneyan lanjang dengan budaya setempat. Hasil pertemuan dua budaya tersebut menyebabkan munculnya kebudayaan baru yaitu budaya masyarakat Madura pedalungan.&#xD; Arsitektur taneyan lanjang yang sarat makna dengan adanya konsep vertikalitas (hubungan manusia dengan Allah) dan horizontal (hubungan manusia dengan sesama) yang terbentuk melalui sistem kekerabatan matrilineal (pola pewarisan di bawah garis keturunan ibu) dengan adat menetap setelah menikah bagi wanita di tanah leluhurnya (matrilokal) dengan adanya langgar/musholla sebagai titik sakralitas sekaligus sebagai ruang transisi antara publik-privat mencerminkan adanya perlindungan yang kuat terhadap wanita. Wanita merupakan pusat proses kehidupan sehingga posisinya sangat privat (terlindungi). Terjadinya pergeseran fungsi langgar/musholla yang awalnya sebagai wadah aktivitas sholat dan ibadah sekaligus tempat menerima tamu laki-laki menunjukkan sifat ruang semi publik dan zone transisi publik-privat dan tuntutan ekonomi mengakibatkan terjadinya pergeseran fungsi ruang dan aktivitas wanita di dalam rumah yang semula memiliki tingkat privasi tinggi di dalam rumah kini menjadi semakin terbuka.&#xD; Penelitian ini mengambil objek yang diteliti, yaitu pergeseran ruang wanita (spasial) rumah rakyat Madura pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan, karena ruang wanita (spasial) yang menyangkut peran dan tanggung jawab wanita adalah tetap menurut kodratnya sebagai &#x201C;wakil Allah&#x201D; di dunia. Adanya dalih tuntutan ekonomi dan pergeseran fungsi yang terjadi pada langgar (titik sakralitas) tidak menggeser peran dan tanggung jawab wanita sebagai &#x201D;wakil Allah&#x201D; di dunia walaupun saat ini tingkat privasinya mengalami ketidaknyamanan.&#xD; Peneltian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pergeseran ruang wanita (spasial) rumah rakyat Madura pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Menggunakan metode naturalistik kualitatif. Penentuan sample dilakukan dengan purposive sampling.</description><date>2007-07-12</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> AllisPreviMartiana (2007) Pergeseran spasial Ruang wanita Rumah Rakyat Madura Pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FT/2007/633/050800008</relation><recordID>138834</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author AllisPreviMartiana
title Pergeseran spasial Ruang wanita Rumah Rakyat Madura Pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
publishDate 2007
topic 690 Construction of buildings
url http://repository.ub.ac.id/138834/
contents Munculnya pabrik gula Kedawung tepatnya di desa Banyu Biru Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan pada pertengahan abad 19 mengakibatkan terjadinya migrasi masyarakat Madura ke Pasuruan terutama di Kabupaten Pasuruan. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kondisi tanah di Pulau Madura tidak memiliki produktivitas tinggi, diikuti semakin menyempit dan tandusnya lahan pertanian, dan lain sebagainya. Terjadinya migrasi masyarakat Madura ke Kabupaten Pasuruan mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya atau pertemuan dua budaya yaitu budaya tradisional yang dibawa oleh masyarakat Madura yang terkenal dengan arsitektur tradisional taneyan lanjang dengan budaya setempat. Hasil pertemuan dua budaya tersebut menyebabkan munculnya kebudayaan baru yaitu budaya masyarakat Madura pedalungan. Arsitektur taneyan lanjang yang sarat makna dengan adanya konsep vertikalitas (hubungan manusia dengan Allah) dan horizontal (hubungan manusia dengan sesama) yang terbentuk melalui sistem kekerabatan matrilineal (pola pewarisan di bawah garis keturunan ibu) dengan adat menetap setelah menikah bagi wanita di tanah leluhurnya (matrilokal) dengan adanya langgar/musholla sebagai titik sakralitas sekaligus sebagai ruang transisi antara publik-privat mencerminkan adanya perlindungan yang kuat terhadap wanita. Wanita merupakan pusat proses kehidupan sehingga posisinya sangat privat (terlindungi). Terjadinya pergeseran fungsi langgar/musholla yang awalnya sebagai wadah aktivitas sholat dan ibadah sekaligus tempat menerima tamu laki-laki menunjukkan sifat ruang semi publik dan zone transisi publik-privat dan tuntutan ekonomi mengakibatkan terjadinya pergeseran fungsi ruang dan aktivitas wanita di dalam rumah yang semula memiliki tingkat privasi tinggi di dalam rumah kini menjadi semakin terbuka. Penelitian ini mengambil objek yang diteliti, yaitu pergeseran ruang wanita (spasial) rumah rakyat Madura pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan, karena ruang wanita (spasial) yang menyangkut peran dan tanggung jawab wanita adalah tetap menurut kodratnya sebagai “wakil Allah” di dunia. Adanya dalih tuntutan ekonomi dan pergeseran fungsi yang terjadi pada langgar (titik sakralitas) tidak menggeser peran dan tanggung jawab wanita sebagai ”wakil Allah” di dunia walaupun saat ini tingkat privasinya mengalami ketidaknyamanan. Peneltian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pergeseran ruang wanita (spasial) rumah rakyat Madura pedalungan di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Menggunakan metode naturalistik kualitatif. Penentuan sample dilakukan dengan purposive sampling.
id IOS4666.138834
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T04:09:59Z
last_indexed 2021-10-28T07:27:39Z
recordtype dc
_version_ 1751454852715642880
score 17.538404