Partisipasi Petani Pada Pengelolaan Usahatani Dalam Upaya Pencapaianpola Konsumsi Pangan Ideal (Studi Kasus Pada Petani Sayur Cabai, Tomat Dan Kacang Panjang Di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang)
Main Author: | Siswanti, Despa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Lainnya Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13871/1/DESPA%20SISWANTI.pdf http://repository.ub.ac.id/13871/2/DESPA%20SISWANTI.pdf http://repository.ub.ac.id/13871/ |
Daftar Isi:
- Partisipasi bertujuan untuk meningkatkan petani dalam melakukan kegiatan pengelolaan usahatani sayur untuk membantu penyediaan sumber bahan pangan dalam upaya pencapaian pola konsumsi pangan yang ideal dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi unsur-unsur bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga petani sayur, 2. Menganalisis pola konsumsi pangan keluarga petani sayur dalam pencapaian pola konsumsi pangan ideal, 3. Menganalisis partisipasi petani pada kegiatan usahatani sayur dalam upaya pencapaian pola konsumsi pangan ideal, 4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhipola konsumsi pangankeluarga petani sayur dalam pencapaian pola konsumsi pangan yang ideal. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jambangan, Desa Pamotan, Desa Pojok Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada bulan Januari-Februari 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kuantitaif dan kualitatif. Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Menurut (Sugiyono, 2008), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Responden pada penelitian ini yang memiliki karakkteristik keluarga lengkap, yakni ayah, ibu dan anak.Pengumpulan data primer diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner, recall 7x24 jam, observasi dan didukung dengan dokumentasi. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari berbagai pustaka, literatur, selain itu dari arsip setiap desa penelitian dan BPP Kecamatan Dampit. Metode analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, analisis basic data dari neraca bahan makanan (NBM), analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Unsur bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi responden yakni beras, dan konsumsi terendah responden pada jambu. 2. Capaian pola konsumsi pangan responden secara kuantitas (AKE & AKP) belum memenuhi standar, sedangkan secara kualitas (PPH) masuk pada kategori beragam. 3. Partisipasi petani pada pengelolaan usahatani sayur tergolong tinggi. Pada tahap pemanfaatan hasil masuk kategori sedang pada peringkat ketiga. Hal tersebut menunjukan bahwa responden belum memanfaatkan secara maksimal hasil dari usahatani sayur. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian pola konsumsi pangan responden berdasarkan dari skor capaian kalori yakni usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani, pengeluaran untuk pangan, pengetahuan tentang gizi, dan diversifikasi pangan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian pola konsumsi pangan responden berdasarkan dari skor capaian protein yakni, usia, pendidikan, jumlah anggotaii keluarga, pengeluaran untuk pangan, pengetahuan tentang gizi, dan diversifikasi pangan. Saran yang dapat peneliti berikan: 1. Saran bagi petani di Kecamatan Dampit: Unsur-unsur bahan pangan yang dikonsumsi sebaiknya lebih beragam. Sehingga kebutuhan akan gizi untuk tubuh tercukupi dengan baik sehingga pola konsumsi pangannya ideal. Selain itu, partisipasinya lebih ditingkatkan lagi dalam kegiatan usahatani sayur, terutama pada tahap pemanfaatan hasil dari kegiatan usahatani itu sendiri. Pemanfaatan hasil dari kegiatan usahatani sayur tersebut dapat dilakukan dengan mengkonsumsinya, sehingga hasil panen tidak hanya dijual ke tengkulak atau pasar, tetapi dikonsumsi juga. 2. Saran bagi pemerintah setempat, khususnya Dinas pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP): Sebaiknya ketika kegiatan penyuluhan terdapat materi mengenai pentingnya pemanfaatan hasil panen dan pola konsumsi pangan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan akan gizi dan lebih aktif lagi kegiatan penyuluhannya. Agar pengetahuan akan pemanfaatan hasil panen dan pola konsumsi pangan yang ideal tersalurkan secara merata.