Pengaruh Volatilitas Harga Kakao (Theobroma Cacao L.) Terhadap Ekspor Kakao Di Indonesia

Main Author: Widayat, Dessanty Fauziah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13870/1/DESSANTY%20FAUZIAH%20WIDAYAT.pdf
http://repository.ub.ac.id/13870/
Daftar Isi:
  • Perkembangan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh kontribusi berbagai sektor, salah satunya ialah sektor pertanian. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (2016), sektor pertanian menyumbangkan sebesar 13,41% dalam rata-rata distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Tahun 2012-2015. Komoditas pertanian yang menjadi andalan dalam permintaan ekspor ialah sub sektor tanaman perkebunan. Tren peningkatan jumlah permintaan komoditas perkebunan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Salah satu tanaman perkebunan andalan bagi perekonomian Indonesia yaitu tanaman kakao. Saat ini, Indonesia merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana (Rukmana dan Herdi, 2016). Sebagai negara produsen kakao dunia yang memiliki tingkat produksi tinggi, produsen kakao di Indonesia tidak dapat terlepas dari dampak fluktuasi harga. Fluktuasi harga yang terusmenerus akan dapat mengakibatkan volatilitas harga kakao di pasar domestik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat volatilitas harga kakao di Indonesia dan mengetahui pengaruh volatilitas harga kakao terhadap ekspor kakao di Indonesia, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai perkembangan volatilitas harga kakao kepada pelaku bisnis sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta sebagai masukan bagi pemerintah dalam penentuan kebijakan ekspor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan penelitian ini mengacu pada data berskala nasional yaitu ekspor kakao, sehingga lokasi penelitian ini berada di Indonesia. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder time series. Data sekunder yang dianalisis berupa data harga bulanan kakao dan data ekspor tahunan kakao Indonesia tahun 2007-2016 serta data yang berkaitan dengan kakao lainnya. Metode analisis volatilitas harga kakao menggunakan metode historical volatility, sedangkan untuk menganalisis pengaruh volatilitas harga kakao terhadap ekspor di Indonesia dengan menggunakan uji stasioner, uji kointegrasi dan Error Correction Model (ECM) dengan menggunakan aplikasi Eviews7. Hasil dari analasis volatilitas harga kakao di Indonesia dengan menggunakan perhitungan standar deviasi menunjukkan bahwa perkembangan volatilitas harga kakao tahun 2007-2016 cenderung tidak stabil, sehingga menunjukkan volatilitas harga kakao yang tinggi. Volatilitas harga kakao tertinggi terjadi pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan hasil identifikasi di lapang pada tahun 2008 terdapat banyak tanaman kakao yang tua, rusak, tidak produktif dan terkena serangan hama dan penyakit dengan tingkat serangan ringan, sedang, hingga berat. Hasil analisis pengaruh volatilitas harga kakao terhadap ekspor di Indonesia dengan menggunakan analisis kointegrasi dan ECM menunjukkan bahwa volatilitas harga kakao memiliki pengaruh dan memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan ekspor kakao di Indonesia. Hal tersebut dilihat berdasarkan nilai koefisien yangii negatif sebesar -0.189642 pada uji ECM, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila volatilitas harga kakao di Indonesia naik sebesar 1%, maka volume ekspor kakao di Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 0.189642 ton. Adapun hasil dari analisis ECM yang menunjukkan bahwa nilai koefisien ECt-1 yang bernilai negatif menunjukkan bahwa variabel volatilitas harga kakao dan ekspor kakao saling menjauh dari keseimbangan. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti untuk dapat mengurangi adanya ketidakpastian atau volatilitas harga kakao di Indonesia, yaitu perlu meningkatkan jumlah produksi kakao dengan penggunaan bibit unggul yang memiliki sifat produksi tinggi, produk bermutu, tahan terhadap serangan hama dan penyakit utama, toleransi terhadap kondisi marjinal seperti varietas AB 3, S 795, USDA 762, dan Andungsari serta mengoptimalkan produksi tanaman kakao dengan memelihara tanaman kakao dengan baik yang dapat dilakukan dengan melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua, rehabilitasi terhadap tanaman kakao yang telah rusak atau produktifitasnya telah menurun serta melakukan intensifikasi. Selain itu, memperbaiki kualitas dan mutu kakao sesuai dengan permintaan pasar yaitu dengan menerapkan proses pasca panen seperti sortasi, fermentasi biji, pencucian dan pembersihan, pengeringan biji, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil sesuai dengan Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP).