Studi Pengaruh Terjunan Tegak Dengan Kisi Peredam (Longitudinal Racks) Terhadap Pengendalian Loncatan Hidrolik (Hydraulic Jump) (Uji Model Fisik Pada Terjunan Tegak dan Terjunan Tegak Berkisi Peredam)
Main Author: | KholifArdiansah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138676/1/050700554.pdf http://repository.ub.ac.id/138676/ |
Daftar Isi:
- Bangunan terjun merupakan salah satu bagian dari bangunan pelengkap. Pada bagian hilir bangunan terjun biasanya dibangun suatu kolam pengendali loncatan hidrolik, baik hanya berupa perkerasan lantai ataupun yang berupa sill-sill. Pada umumnya jarang sekali kolam olakan yang dirancang untuk menahan seluruh panjang loncatan bebas, karena akan mengakibatkan biaya yang sangat mahal. Loncatan hidrolik dapat terjadi apabila perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman lanjutannya. Kondisi yang perlu diperhatikan pada loncatan hidrolik adalah karakteristik loncatan, panjang dan lokasi loncatannya. Penelitian dilakukan pada saluran peraga yang ada yaitu saluran terbuka di Laboratorium Hidrolika Dasar Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dengan perlakuan yaitu : 8 (delapan) variasi debit, 3 (tiga) variasi ketinggian bangunan terjun dan 2 (dua) bentuk terjunan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa terhadap nilai kedalaman air di hulu loncatan hidrolik (y 1 ) dan kedalaman muka air di hilir loncatan hidrolik (y 2 ), analisa terhadap bilangan Froude (Fr) untuk mengetahui kondisi aliran yang terjadi serta analisa terhadap panjang terjun dan panjang loncatan hidrolik (LT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumus bilangan terjun (Dn) untuk terjunan engan bentuk ujung tegak masih memiliki kesesuaian. Sedangkan untuk analisa ondisi aliran setelah menggunakan kisi peredam menunjukkan bahwa tingkat eberhasilan peredaman untuk mengurangi besarnya energi yang terjadi, mampu enurunkan besarnya bilangan Froude hingga 60% dan mengurangi panjang jarak ntara awal terjun hingga akhir loncatan hidrolik dengan prosentase keberhasilan mpai 50%. Hal ini berarti bahwa besarnya biaya untuk pembuatan kolam olakan ampu dikurangi karena panjang konstruksi kolam olakan lebih pendek.