Daftar Isi:
  • Banyaknya kerusakan pada mesin giling tebu karena keusangan mesin yang mengakibatkan penghentian seluruh proses produksi akan sangat merugikan terutama karena masa produksi yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan suatu jadwal yang optimal untuk mengatur perawatan dari komponen yang sering mengalami kerusakan sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan produktivitas dari perusahaan. Pemilihan pada komponen dengan frekuensi kerusakan terbesar menggunakan Fault tree analysis. Pencarian distribusi data dan pendugaan parameter menggunakan software SPSS dan Statsoft. Penentuan komponen kritis dilakukan dengan melihat bentuk laju kerusakan dan unavailability dari komponen. Selanjutnya dihitung biaya dan interval perawatan yang optimal sesuai dengan distribusi dari masing-masing komponen. Dari hasil pengolahan data didapatkan frekuensi inspeksi setiap 60 hari dan 8 komponen kritis dalam 3 kelompok jadwal perawatan. Kelompok cepat (setiap 12 hari) terdiri dari: Rantai IMC , Rantai MC , Sprocket IMC , Scrapper Gilingan dan Baut Hammer UG. Kelompok menengah (setiap 36 hari) terdiri dari: Leveller AC dan Rel IMC. Kelompok lambat (setiap 46 hari) terdiri dari GearBox IMC. Dari jadwal perawatan yang baru maka down time berkurang dari 215,1 jam menjadi 188,6 jam. Biaya perawatan berkurang dari Rp. 3.244.869.500 menjadi Rp. 3.003.720.250,-. Efisiensi produksi mengalami peningkatan dari 96,2 % menjadi 96,6 %.