Pengaruh Diameter Throat Nosel Konvergen Divergen terhadap Distribusi Temperatur pada Proses Pembakaran Difusi Minyak Tanah

Main Author: AnangPrayogo
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138450/1/050702176.pdf
http://repository.ub.ac.id/138450/
Daftar Isi:
  • Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Harga bahan bakar fosil khususnya bahan bakar minyak semakin lama semakin tinggi. Maka dari itu perlu adanya upaya penghematan bahan bakar. Penghematan bahan bakar dapat dicapai dengan atomisasi bahan bakar yang baik dan mengatur keseimbangan laju aliran reaktan dan laju pembakaran. Apabila proses atomisasi baik dan terjadi keseimbangan laju aliran reaktan dan laju pembakaran maka pembakarannya lebih sempurna dan temperatur yang dihasilkan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi diameter throat nosel konvergen divergen terhadap distribusi temperatur pada proses pembakaran difusi minyak tanah. Penelitian ini menggunakan metode experimental. Variabel bebasnya adalah diameter throat yang divariasi sebesar 0,5 mm, 0,7 mm dan 1 mm, sedangkan variabel terikatnya adalah distribusi temperatur. Debit bahan bakar dan debit udara sebagai variabel terkontrol. Untuk debit bahan bakar divariasi sebesar 2,115.10-7 m3/s, 2,993.10-7 m3/s, 3,660.10-7 m3/s dan 4,230.10-7 m3/s, debit udaranya divariasi sebesar 7,715.10-4 m3/s, 1,090.10-3 m3/s, 1,335.10-3 m3/s, 1,542.10-3 m3/s dan 1,724.10-3 m3/s. Distribusi temperatur pada ruang bakar diukur mulai dari ketinggian 8 cm dari mulut nosel sampai ketinggian 40 cm. Sensor panas yang digunakan sebanyak 5 buah dipasang horisontal, antar sensor berjarak 1,4 cm. Dari hasil penelitian didapatkan nosel konvergen divergen dengan diameter throat 0,5 mm dan 0,7 mm memiliki distribusi temperatur yang cenderung lebih merata daripada nosel konvergen divergen dengan diameter throat 1 mm pada debit bahan bakar 2,993.10-7 m3/s dan debit udara 7,715.10-4 m3/s. Hal ini disebabkan nosel dengan diameter throat yang lebih kecil, pada debit bahan bakar proses atomisasinya terjadi lebih baik bila diband ingkan dengan nosel konvergen divergen yang memilki diameter throat yang lebih besar. Tetapi pada debit tersebut semakin kecil diameter throat yang lebih kecil akan memilki temperatur yang lebih rendah.