Studi Perencanaan Jaringan Tata Air Di Lahan Rawa Desa Talingke Kecamatan Tasik Payawan Kabupaten Katingan Propinsi Kalimanta Tengah
Daftar Isi:
- Permasalahan akibat bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan dan semakin menyempitnya lahan pertanian produktif di Pulau Jawa, menjadikan kebutuhan pengembangan areal lahan baru guna mempertahankan swasembada pangan semakin diperlukan. Salah satu peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai lahan sawah baru adalah daerah rawa. Salah satu lahan yang potensial tersebut adalah rawa di desa Talingke Kecamatan Tasik Payawan Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah. Daerah ini termasuk dalam kategori rawa gambut pasang surut dengan kualitas air pasang di lahan tidak salin. Permasalahan pada lokasi ini adalah volume genangan yang membanjiri hampir seluruh area, sehingga perlu dilakukan suatu upaya guna mengatasi jumlah air akibat pasang sungai Katingan yang cukup besar sehingga lahan ini dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian baru. Sistem tata air yang direncanakan di lahan adalah sistem sisir yang diambil atas dasar pertimbangan kondisi topografi lahan yang menjadi lokasi studi. Saluran yang direncanakan memiliki fungsi ganda sebagai saluran drainase dan irigasi. Dengan sumber pemberian air irigasi adalah dari pasang yang terjadi di lahan. Hasil yang diperoleh dari studi akhir ini berupa dimensi saluran yang dapat menampung debit akibat buangan lahan atau modulus drainase sebesar 6,6059 lt/dt/ha irigasi dan pasang sungai. Untuk saluran tersier : kemiringan saluran 0,00075 dengan tinggi tanggul jagaan 0.75 m - 1 m, kemiringan talud 1:2 dan lebar dasar saluran 1m. Saluran sekunder : kemiringan saluran 0,00075 dengan tinggi tanggul jagaan 1.5 m – 2 m, kemiringan talud 1:2 dan lebar dasar saluran 1,5 m. Saluran primer : kemiringan saluran 0,00075 dengan tinggi tanggul jagaan 2 m, kemiringan talud 1:2 dan lebar dasar saluran 2 m. Selain dimensi saluran rencana juga memperhitungkan tingkat stabilitas saluran rencana terhadap bahaya longsor yang kemungkinan terjadi di lahan.