Analisis kebutuhan dan ketersediaan air wilayah sungai Citarum

Main Author: AsepTejaSampurna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138330/1/050701159.pdf
http://repository.ub.ac.id/138330/
ctrlnum 138330
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/138330/</relation><title>Analisis kebutuhan dan ketersediaan air wilayah sungai Citarum</title><creator>AsepTejaSampurna</creator><subject>621.3 Electrical, magnetic, optical, communications, computer engineering; electronics, lighting</subject><description>Kecenderungan kebutuhan masyarakat modern di waktu mendatang dituntut untuk memperhatikan berbagai keterbatasan, salah satu dari keterbatasan tersebut adalah keterbatasan tersedianya air sebagai sumberdaya alami. Aliran Sungai di WS Citarum yang terukur di beberapa titik pengukuran menunjukkan kesenjangan yang cukup besar antara musim hujan dan musim kemarau hingga mencapai angka debit maksimum sebesar 6,61 kali debit minimum. Kondisi seperti ini mengindikasikan adanya ancaman banjir di musim penghujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Kecepatan pertumbuhan penduduk di WS Citarum mencapai 4,48 % per tahun (2000 &#x2013; 2004 ), yang dapat berdampak langsung kepada peningkatan kebutuhan air domestik. Berkaitan dengan permasalahan di atas diperlukan adanya sebuah kajian kuantitatif tentang keseimbangan air yang mencakup kebutuhan dan ketersediaan air, dengan wilayah sungai sebagai unit analisis. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan air meliputi: kebutuhan air domestik, pertanian, dan industri yang dibatasi pada kecamatan yang masuk di dalam SWS, sedangkan analisis ketersediaan air meliputi analisis ketersediaan air hujan, ketersediaan aliran sungai, ketersediaan air dari mata air, ketersediaan tampungan air permukaan (waduk dan situ/telaga), dan potensi ketersediaan airtanah. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan standar kebutuhan air tiap wilayah administratif, kebutuhan air pertanian (irigasi, perikanan, peternakan) didapat berdasarkan jumlah usaha di sektor pertanian. Kebutuhan air industri didapat berdasarkan ijin penggunaan air baik air permukaan atau air bawah tanah. Untuk menduga ketersediaan air hujan digunakan Metode Poligon Thiessen dengan memakai 20 stasiun hujan, ketersediaan aliran sungai diduga dari analisis peluang dengan menggunakan Metode Weilbull, ketersediaan air dari mata air dan ketersediaan air tampungan diperoleh berdasarkan data dari Balai PSDA WS Citarum, dan pendugaan ketersediaan airtanah dilakukan berdasarkan peta cekungan air tanah yang dioverlay dengan peta batas SWS. Perhitungan evapotraspirasi menggunakan pendekatan Blaney &#x2013; Criddle , serta penyelesaian seluruh perhitungan dengan bantuan program Excel. Neraca air dengan unit analisis SWS dianalisis berdasarkan model keseimbangan air yang dikemukakan Baumgartner dan Reichal (1975), dimana hujan sama dengan total penjumlahan dari evapotranspirasi, aliran sungai, tampungan, dan penggunaan konsumtif. Total Kebutuhan air untuk domestik, industri dan pertanian di seluruh WS Citarum adalah sebesar 5.220,16 juta m3/tahun. Proyeksi kebutuhan air sampai dengan tahun 2055 di WS Citarum dilakukan dengan 4 skenario. Hasil proyeksi sampai dengan tahun 2055 adalah untuk skenario-1 = 6.708,65 juta m3/tahun, untuk skenario-2 = 5.772,06 juta m3/tahun, untuk skenario-3 = 7.308,59 juta m3/tahun, dan untuk skenario-4 = 6.372,01juta m3/tahun. Ketersediaan air hujan rata-rata adalah 26.348,92 juta m3/tahun dan ketersediaan tampungan air sebesar 3.868,71 juta m3/tahun. Ketersediaan airtanah sebesar 3963,00 juta m3/tahun untuk airtanah bebas dan 229,37 juta m3/tahun untuk air tanah tertekan, sedangkan besarnya debit aliran sungai rata-rata di outlet SWS adalah 11.281,04 juta m3/tahun. Dari total air yang masuk ke dalam WS Citarum (curah hujan sebagai satu-satunya input di dalam sistem hidrologi) 42,81 % terbuang melalui outlet SWS. Sebagai rekomendasi untuk memanfaatkan aliran yang terbuang ini, dapat dengan meningkatkan volume tampungan air di WS Citarum yaitu membangun waduk sesuai kebutuhan serta dapat juga dengan melakukan pengelolaan WS Citarum, dengan cara mengatur penggunaan lahan dan melakukan tindakan konservasi tanah dan air sehingga dapat menahan aliran air yang terbuang. Sementara itu, dari potensi airtanah di WS Citarum sebesar 4.192,37 juta m3/tahun dimanfaatkan sebesar 19,32 %. Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa masih terdapat 3.424,22 juta m3/tahun (81,68 %) potensi airtanah yang belum termanfaatkan, untuk itu potensi airtanah ini dapat dikembangkan lebih lanjut di masa mendatang, dengan tetap memperhatikan prinsip konservasi tanah dan air yang ada.</description><date>2007-09-28</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/138330/1/050701159.pdf</identifier><identifier> AsepTejaSampurna (2007) Analisis kebutuhan dan ketersediaan air wilayah sungai Citarum. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FT/2007/050701159</relation><recordID>138330</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author AsepTejaSampurna
title Analisis kebutuhan dan ketersediaan air wilayah sungai Citarum
publishDate 2007
topic 621.3 Electrical
magnetic
optical
communications
computer engineering; electronics
lighting
url http://repository.ub.ac.id/138330/1/050701159.pdf
http://repository.ub.ac.id/138330/
contents Kecenderungan kebutuhan masyarakat modern di waktu mendatang dituntut untuk memperhatikan berbagai keterbatasan, salah satu dari keterbatasan tersebut adalah keterbatasan tersedianya air sebagai sumberdaya alami. Aliran Sungai di WS Citarum yang terukur di beberapa titik pengukuran menunjukkan kesenjangan yang cukup besar antara musim hujan dan musim kemarau hingga mencapai angka debit maksimum sebesar 6,61 kali debit minimum. Kondisi seperti ini mengindikasikan adanya ancaman banjir di musim penghujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Kecepatan pertumbuhan penduduk di WS Citarum mencapai 4,48 % per tahun (2000 – 2004 ), yang dapat berdampak langsung kepada peningkatan kebutuhan air domestik. Berkaitan dengan permasalahan di atas diperlukan adanya sebuah kajian kuantitatif tentang keseimbangan air yang mencakup kebutuhan dan ketersediaan air, dengan wilayah sungai sebagai unit analisis. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan air meliputi: kebutuhan air domestik, pertanian, dan industri yang dibatasi pada kecamatan yang masuk di dalam SWS, sedangkan analisis ketersediaan air meliputi analisis ketersediaan air hujan, ketersediaan aliran sungai, ketersediaan air dari mata air, ketersediaan tampungan air permukaan (waduk dan situ/telaga), dan potensi ketersediaan airtanah. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan standar kebutuhan air tiap wilayah administratif, kebutuhan air pertanian (irigasi, perikanan, peternakan) didapat berdasarkan jumlah usaha di sektor pertanian. Kebutuhan air industri didapat berdasarkan ijin penggunaan air baik air permukaan atau air bawah tanah. Untuk menduga ketersediaan air hujan digunakan Metode Poligon Thiessen dengan memakai 20 stasiun hujan, ketersediaan aliran sungai diduga dari analisis peluang dengan menggunakan Metode Weilbull, ketersediaan air dari mata air dan ketersediaan air tampungan diperoleh berdasarkan data dari Balai PSDA WS Citarum, dan pendugaan ketersediaan airtanah dilakukan berdasarkan peta cekungan air tanah yang dioverlay dengan peta batas SWS. Perhitungan evapotraspirasi menggunakan pendekatan Blaney – Criddle , serta penyelesaian seluruh perhitungan dengan bantuan program Excel. Neraca air dengan unit analisis SWS dianalisis berdasarkan model keseimbangan air yang dikemukakan Baumgartner dan Reichal (1975), dimana hujan sama dengan total penjumlahan dari evapotranspirasi, aliran sungai, tampungan, dan penggunaan konsumtif. Total Kebutuhan air untuk domestik, industri dan pertanian di seluruh WS Citarum adalah sebesar 5.220,16 juta m3/tahun. Proyeksi kebutuhan air sampai dengan tahun 2055 di WS Citarum dilakukan dengan 4 skenario. Hasil proyeksi sampai dengan tahun 2055 adalah untuk skenario-1 = 6.708,65 juta m3/tahun, untuk skenario-2 = 5.772,06 juta m3/tahun, untuk skenario-3 = 7.308,59 juta m3/tahun, dan untuk skenario-4 = 6.372,01juta m3/tahun. Ketersediaan air hujan rata-rata adalah 26.348,92 juta m3/tahun dan ketersediaan tampungan air sebesar 3.868,71 juta m3/tahun. Ketersediaan airtanah sebesar 3963,00 juta m3/tahun untuk airtanah bebas dan 229,37 juta m3/tahun untuk air tanah tertekan, sedangkan besarnya debit aliran sungai rata-rata di outlet SWS adalah 11.281,04 juta m3/tahun. Dari total air yang masuk ke dalam WS Citarum (curah hujan sebagai satu-satunya input di dalam sistem hidrologi) 42,81 % terbuang melalui outlet SWS. Sebagai rekomendasi untuk memanfaatkan aliran yang terbuang ini, dapat dengan meningkatkan volume tampungan air di WS Citarum yaitu membangun waduk sesuai kebutuhan serta dapat juga dengan melakukan pengelolaan WS Citarum, dengan cara mengatur penggunaan lahan dan melakukan tindakan konservasi tanah dan air sehingga dapat menahan aliran air yang terbuang. Sementara itu, dari potensi airtanah di WS Citarum sebesar 4.192,37 juta m3/tahun dimanfaatkan sebesar 19,32 %. Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa masih terdapat 3.424,22 juta m3/tahun (81,68 %) potensi airtanah yang belum termanfaatkan, untuk itu potensi airtanah ini dapat dikembangkan lebih lanjut di masa mendatang, dengan tetap memperhatikan prinsip konservasi tanah dan air yang ada.
id IOS4666.138330
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T04:09:32Z
last_indexed 2021-10-28T07:27:15Z
recordtype dc
_version_ 1751453817738625024
score 17.538404