Pengaruh Penambahan Probiotik Bentuk Tepung Dalam Pakan Lengkap Terhadap Organ Dalam Kelinci Peranakan New Zealand White Periode Lepas Sapih
Main Author: | NurRohma, Laila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138269/1/051703716_JURNAL_%28LAILA_NUR_ROHMA%29.pdf http://repository.ub.ac.id/138269/2/051703716_SEKRIPSI_%28LAILA_NUR_ROHMA%29.pdf http://repository.ub.ac.id/138269/ |
Daftar Isi:
- Kelinci merupakan ternak potensial penghasil daging yang mulai berkembang di Indonesia dan populasinya meningkat pada tahun 2015. Daging kelinci memiliki kadar proteinnya tinggi, kadar kolesterolnya rendah dan kalorinya juga rendah. Usaha peternakan kelinci yang baik ditunjang oleh berbagai faktor. Pakan merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap biaya produksi. Maka upaya efisiensi pakan perlu dilakukan salah satu upayanya adalah dengan menggunakan feed additive. Antibiotik banyak digunakan peternak sebagai growth promotor namun antibiotik menimbulkan resistensi bakteri dan residu pada daging. Probiotik mulai dikembangkan sebagai pengganti antibiotik karena lebih aman. Probiotik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi pada kelinci sehingga akan mempengaruhi organ dalamnya. Sejauh ini pemberian probiotik pada kelinci belum banyak diterapkan. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai penambahan probiotik pada pakan kelinci untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kelinci peranakan New Zealand White yang ditinjau dari organ dalamnya. Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu dari tanggal 28 November 2016 hingga 25 Januari 2017, lokasi penelitian di Azhar Farm Bumiaji Kota Batu. Penelitian ini menggunakan kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih yang berjumlah 40 ekor. Kandang yang digunakan adalah tipe battery sejumlah 20 buah. Pakan basal yang digunakan adalah pakan lengkap dengan perlakuan penambahan probiotik berbentuk tepung dengan kadar 0, 0,25, 0,5, 0,75 dan 1%. Pengelompokan kelinci didasarkan atas bobot badan yaitu dengan bobot terkecil 391 g hingga bobot terbesar 704 g, yang kemudian dibagi menjadi 4 kelompok K1, K2, K3 dan K4. Variabel yang diamati meliputi bobot organ dalam (hati, jantung, dan organ pencernaan), panjang usus dan pH digesta usus halus. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) lalu dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s apabila hasil yang didapatkan berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik berbentuk tepung pada pakan kelinci dapat menurunkan pH digesta usus halus dan mempengaruhi panjang kolon secara nyata, namun tidak berpengaruh pada bobot organ dalam dan panjang usus halus serta sekum. Perlakuan berpengaruh secara nyata terhadap pH digesta dimana pada perlakuan penambahan probiotik 1% menghasilkan pH digesta usus halus terendah. Panjang kolon menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) dengan penambahan probiotik berbentuk tepung. Bobot hati dan jantung, bobot organ pencernaan dan panjang usus halus serta sekum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan penambahan probiotik berbentuk tepung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penambahan probiotik berbentuk tepung pada pakan lengkap belum dapat meningkatkan performa organ dalam namun dapat menurunkan pH digesta usus halus kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih. Penambahan probiotik bentuk tepung pada level 1% memberikan hasil yang optimal.