Pengaruh Penggunaan Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dalam Pakan Terhadap Bobot Giblet Ayam Pedaging

Main Author: Pangesti, UlfaTiara
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138264/1/Skripsi_Ulfa_T_P.pdf
http://repository.ub.ac.id/138264/
Daftar Isi:
  • Biji nangka merupakan salah satu limbah ikutan dari buah nangka yang masih mempunyai nilai nutrisi baik namun belum dimanfaatkan secara optimal. Kandungan nutrisi biji nangka yaitu protein 11,03%, Energi metabolis 2688 Kkal/kg, serat kasar 4,04% dan lemak 1,84%. Kandungan nutrisi yang cukup tinggi ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pakan alternatif untuk ayam pedaging sebagai sumber energi dan protein. Penggunaan tepung biji nangka dalam pakan ayam pedaging tidak mempengaruhi metabolisme dalam tubuh ayam, sehingga bobot giblet ayam pedaging yang diberikan pakan dengan campuran tepung biji nangka pada penelitian ini normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji nangka dalam pakan terhadap bobot giblet pada ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi baik bagi mahasiswa maupun peternak, sebagai acuan penggunan tepung biji nangka dalam pakan yang ditinjau dari bobot giblet pada ayam pedaging. viii Penelitian ini dilaksanakan selama 35 hari, mulai tanggal 23 November - 27 Desember 2016 di Peternakan milik Bapak Suwanto Dusun Krajan Desa Gading Kulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Analisi proksimat di lakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi Penelitian menggunakan DOC (Days Old Chick) yang tidak dibedakan jenis kelaminnya (non-sexing) strain New Lohman MB-202 P hasil produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia berjumlah 100 ekor. Rataan bobot awal DOC yaitu 37,77 ± 0,77 g/ekor dengan nilai koefisien kergaman 2,05%. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan sistem umbaran yang terdiri dari 20 petak dengan ukuran setiap petak 100 cm x 100 cm x 60 cm. Setiap petak berisi 5 ekor ayam. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila hasil menunjukkan perbedaan yang nyata maka akan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Untuk mengetahui pengaruh penggunaan biji nangka terhadap bobot akhir dan bobot giblet dilakukan analisis keragaman (ANOVA) dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 kali ulangan, yaitu (P0) pakan basal tanpa penggunaan tepung biji nangka,(P1) pakan dengan penggunaan tepung biji nangka 5%, (P2) Pakan dengan penggunaan tepung biji nangka 10% ,(P3) pakan dengan penggunaan tepung biji nangka 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh masing masing perlakuan terhadap bobot akhir, bobot jantung, hati, gizzard dan limpa berbeda sangat nyata (P>0,01). Dari hasil uji jarak Duncan bobot akhir P0 (0%) dengan nilai 1789,40 ± 120,01 g berbeda nyata dengan P1 (5%) bobot akhir yaitu 1690,20 ± 167,36 g, dan berbeda sangat nyata dengan P2 (10%) dengan rataan bobot akhir 1228,60 ± 114,83 g dan P3 (15%) yang menghasilkan rataan bobot akhir 731,00 ± 45,85 g. Bobot jantung untuk P0 (5%) 12,16 ± 0,13 g , berbeda sangat nyata dengan P1 (5%) yang menghasilkan bobot ix jantung 11,36 ± 0,36 g, P2 (10%) yang mengahasilkan bobot jantung berkisar 8,04 ± 0,18 g, dan P3 (15%) yang menghasilkan bobot jantung 5,40 ± 0,37 g. Bobot Hati P0 (0%) menghasilkan rataan bobot hati 46,69±1,23 g berbeda nyata dengan P1 (5%) yang mengahasilkan rataan bobot hati 35,80±1,94 g, P2 (10%) yang menghasilkan rataan bobot hati 34,88±1,76 g, dan berbeda sangat nyata dengan P3(15%) yang menghasilkan rataan bobot hati 23,16±1,98 g. Untuk bobot gizzard P0 (0%) mengahasilkan berat gizzard yang paling tinggi yaitu 35,22 ± 1,37 g tidak berbeda nyata dengan P1 (5%) 24,62± 1,40 g, sedangkan P0 35,22 ± 1,37 g, berbeda nyata dengan P2 (10%) 24,62 ± 1,40, dan P3 (15%) 22,02 ± 1,77 g. Bobot limpa P0 (0%) menghasilkan bobot limpa 3,30±0,16 g tidak berbeda nyata dengan P1 (5%) yang menghasilkan bobot limpa 3,16±0,15 g, namun berbeda nyata dengan P2 (10%) 1,54±0,11 g dan P3 (15%) 1,32±0,22 g. Pendugaan korelasi keeratan hubungan antara dua variabel yaitu antara tepung biji nangka dengan bobot akhir badan dan bobot jantung, hati, gizzard, dan limpa menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P>0,01). Terdapat korelasi negatif antara level penggunaan tepung biji nangka dengan bobot akhir, bobot jantung, hati, gizzard, dan limpa pada ayam pedaging. Tepung biji nangka yang digunakan memberikan koefisien determinasi sebesar 87,63% terhadap bobot akhir, 94,40% pada bobot jantung, 88,99% bobot hati, 86,22% bobot gizzard, 85,04%, dan bobot limpa 85,04%. Dapat disimpulkan bahwa Tepung Biji Nangka dapat digunakan sampai level 5% dalam pakan ayam pedaging dilihat dari bobot akhir, bobot jantung, hati, gizzard, dan limpa, dikarenakan bobot tersebut tidak berbeda nyata dengan pakan tanpa penggunaan tepung biji nangka.