Pengaruh Penambahan Probiotik Bentuk Tepung Dalam Pakan Lengkap Terhadap Dan Retensi Nitrogen Kelinci Peranakannew Zealand White Periode Lepas Sapih

Main Author: Wijayanti, DesnaAyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138245/1/JURNAL_DESNA_AYU_WIJAYANTI.pdf
http://repository.ub.ac.id/138245/2/SKRIPSI_DESNA__AYU_W.pdf
http://repository.ub.ac.id/138245/
Daftar Isi:
  • Peningkatan produksi yang juga didukung dengan peningkatan kebutuhan protein hewani dapat mendorong berkembangnya usaha peternakan kelinci. Peningkatan produksi diperoleh apabila manajemem dalam pemberian pakan sudah efisien. Efisiensi pakan yang tinggi dapat tercapai apabila saluran pencernaan berada dalam kondisi optimal untuk mencerna dan menyerap zat makanan, sehingga produktivitas kelinci meningkat. Salah satu cara yang digunakan peternakan pada umumnya yaitu dengan memberikan imbuhan pakan berupa antibiotik. Penggunaan antibiotik secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan menurunkan kematian ternak, tetapi penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan menimbulkan beberapa permasalahan. Adanya dampak negatif dari penggunaan antibiotik, maka dilakukan upaya untuk mencari pengganti dari antibiotik yang difokuskan pada bahan-bahan alami yaitu probiotik. Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan hostnya apabila diberikan dalam jumlah yang cukup dengan cara memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang tinggal di dalam tubuh ternak tersebut. Fungsi probiotik adalah membantu proses pencernaan kelinci agar lebih memudahkan pencernaan dan meningkatkan kapasitas daya cerna sehingga diperoleh nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan maupun produksi (Sirajuddin, Rita, Hendronoto dan Andi, 2012). Penambahan probiotik pada kelinci periode lepas sapih dapat menghasilkan bobot badan tinggi, karena pada periode ini kelinci masih sulit untuk mencerna pakan yang kaya karbohidrat dan protein yang disebabkan aktivitas enzim yang belum mencukupi, diharapkan adanya enzim dalam probiotik dapat memperbaiki kecernaan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 - 16 Januari 2017 di peternakan milik Sdr. Mashyuri Azhar yang beralamtkan di Jalan Slamet No. 3b Gang V Rt 03/02 Dusun Banaran, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah mengetahui dan mengevaluasi pengaruh penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, kecernaan protein dan retensi nitrogen kelinci peranakan New Zealand White periode lepas sapih. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci peranakan New Zaeland White periode lepas sapih umur 28 hari dan rata-rata bobot badan 523,15 ± 97,49 g/ekor dengan vii koefisien keragaman 18,6%. Kelinci dilakukan adaptasi pakan dan adaptasi kandang selama satu minggu sebelum diberikan perlakuan. Pakan perlakuan yang diberikan pada kelinci berupa pakan lengkap dalam bentuk pellet yang sudah dicampur dengan probotik bentuk tepung dengan dosis yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jumlah perlakuan sebanyak lima dan masing masing perlakuan terdapat empat kelompok sebagai ulangan sehingga terdapat 20 kandang. Kelinci dipelihara di kandang individu dengan ukuran 50cm x 50cm x 50cm dan setiap kandang diisi dua ekor kelinci lepas sapih. Perlakuan yang diberikan terdiri dari: P0 (pakan basal tanpa probiotik), P1 (pakan basal + probiotik 0,25%), P2 (pakan basal + probiotik 0,5%), P3 (pakan basal + 0,75%), P4 (pakan basal + probiotik 1%). Empat kolompok tersebut dikelompokkan berdasarkan bobot sapih, meliputi: K1 (kelompok 1) = 391-422 g, K2 (kelompok 2) = 431-510 g, K3 (kelompok 3) = 510-550 g, K4 (kelompok 4) = 611-704 g. Variabel yang diamati dalam penelitian yang dilakukan adalah pengukuran nilai kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, kecernaan protein dan retensi nitrogen. Data yang diperoleh ditabulasi dengan program excel dan diolah dengan analisis varian (ANOVA) dari Rancangan Acak Kelompok (RAK), apabila hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Selama dua bulan penelitian didapatkan hasil bahwa kelompok yang didasarkan pada bobot badan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai KcBK, KcBO, KcPK dan RN. Begitu pula dengan pengaruh perlakuan dengan penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai KcBK, KcBO, KcPK dan RN. Rataan nilai terbaik pada penelitian yang dilakukan apabila dilihat dari pengaruh kelompok terhadap KcBK yaitu K3 (64,80±7,98)%, untuk KcBO yaitu K3 (70,45±6,67)%, KcPK yaitu K3 (71,72±7,23)% dan untuk RN yaitu K3 (49,94±9,55)%. Rataan nilai terbaik selama penelitian apabila dilihat dari pengaruh perlakuan terhadap KcBK yaitu P4 (64,92±8,01)%, kecernaan bahan organik yaitu P4 (71,06±6,41)%, kecernaan protein yaitu P4 (71,62±7,16)% dan untuk retensi nitrogen yaitu P4 (49,19±11,96)%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap hingga dosis 1% belum dapat meningkatkan KcBK, KcBO, KcPK maupun RN, namun dengan penambahan probiotik sebesar 1% memberikan kecenderungan nilai KcBK, KcBO, KcPK dan RN terbaik dari kelinci peranakan New Zaeland White.