Daftar Isi:
  • Usaha dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia perlu dilakukan melalui peningkatan jumlah populasi sapi pedaging. Populasi sapi pedaging terbesar di Indonesia berada di peternak rakyat, maka perlu pengembangan program pembibitan dan sistem pemeliharaan yang baik di tingkat peternak serta pemilihan bangsa sapi yang mengutamakan kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi pakan yang tersedia. Sapi Bali sebagai rumpun asli sapi Indonesia merupakan komoditas strategis untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dimiliki. Keunggulan-keunggulan tersebut harus didorong dengan kemajuan teknologi khususnya teknologi reproduksi Inseminasi Buatan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi ternak. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang-Jawa Timur. Pengambilan data sekunder hasil penampungan mulai bulan November 2015-September 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen segar meliputi volume, warna, pH, motilitas individu, konsentrasi, jumlah produksi semen beku, vii post thawing motility dan recovery rate sapi Bali pada musim yang berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen segar bangsa sapi Bali di BBIB Singosari sebanyak 14 ekor dengan umur 3, 5, 6, 10, dan 11 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu pengamatan dan pengambilan data yang memenuhi kriteria tertentu untuk keperluan analisis. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, kemudian ditabulasi dan diolah secara statistik yaitu dengan menghitung persentase rata-rata dan simpangan bakunya (standar deviasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume semen sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan Juli sebesar 6,05±1,50 ml. Warna semen pada kedua musim didominasi dengan warna putih susu. Rataan warna putih susu dengan persentase tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan September yaitu 89%±0,10. pH semen sapi Bali pada musim hujan dan kemarau yaitu 6,5±0,07. Motilitas individu sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan September sebesar 66,98±0,05%. Konsentrasi semen sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan September sebesar 1.159,25±211,28 juta/ ml. Jumlah produksi semen sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan September sebesar 22.682±707,95 straw. Post Thawing Motility (PTM) semen beku sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan Agustus sebesar 45,28±0,02% dan nilai Recovery Rate (RR) semen sapi Bali tertinggi pada musim kemarau dan bulan penampungan Agustus sebesar 66,79±0,05. viii Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa secara umum musim kemarau memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan musim hujan terhadap kualitas semen sapi Bali yang meliputi volume, warna, motilitas individu, konsentrasi, PTM, nilai RR dan produksi semen beku namun memberikan hasil yang sama terhadap pH semen. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji perbedaan kualitas semen pada masing-masing individu dalam satu bangsa. Setiap pejantan di BBIB Singosari perlu dievaluasi performan produksi semen beku sebagai dasar untuk kebijakan afkir agar usaha semen beku lebih efisien.