Pengaruh Umur Panen Terhadap Kualitas Royal Jelly Lebah Madu Apis Mellifera Ditinjau Dari Kadar Air, Protein, Lemak Dan Antioksidan Di Areal Tanaman Jagung

Main Author: Prajantoro, RubeniAddirham
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138188/1/%5BA5%5D%5BSkripsi%5D_Rubeni_Addirham_Prajantoro.pdf
http://repository.ub.ac.id/138188/2/%5BJurnal%5D_Rubeni_Addirham_Prajantoro.pdf
http://repository.ub.ac.id/138188/
Daftar Isi:
  • Royal jelly merupakan cairan putih seperti susu yang dihasilkan kelenjar hypopharyngeal dari lebah pekerja sebagai makanan larva lebah. Royal jelly dihasilkan lebah madu dengan memanfaatkan jumlah polen yang dimiliki tanaman sebagai penghasil makanan utama larva. Royal jelly memiliki berbagai tingkatan kandungan tergantung dari perbedaan umur panen royal jelly. Penelitian dilaksanakan di kawasan penggembalaan lebah madu Apis mellifera milik CV. Kembang Joyo, Desa Donowarih, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Koleksi sampel dalakukan di areal penggembalaan Desa Wates, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, dilakukan koleksi sampel selama 27 hari pada tanggal 17 April-14 Mei 2015. Pengujian sampel dilakukan di Unit Layanan Pengujian, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga selama 41 hari pada tanggal 10 Juli-21 Agustus 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kualitas 3 produk royal jelly lebah madu Apis melliefera yang dihasilkan dari tingkatan umur panen yang berbeda berdasarkan kadar air, protein, lemak, dan antioksidan. Materi yang digunakan adalah spesies lebah madu Apis mellifera yang dimiliki CV. Kembang Joyo pada salah satu lokasi penggembalan dengan jumlah 500 koloni dan jumlah sarang/stup adalah 25 stup. Lokasi yang digembalakan di area vi tanaman jagung (Zea mays) yang beralamat di Desa Wates, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan yang digunakan adalah 3 yaitu P1 merupakan sampel royal jelly yang dihasilkan dari umur panen 1 hari; P2 merupakan sampel royal jelly yang dihasilkan dari umur panen 2 hari; P3 merupakan sampel royal jelly yang dihasilkan dari umur panen 3 hari. Ulangan yang digunakan adalah 5 pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan umur panen royal jelly memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P≤0,01) terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak dan antioksidan. Rata-rata kadar air paling tinggi dihasilkan oleh P3 (59,70 ± 0,079c), diikuti P2 (59,30 ± 0,079b) dan P1 (58,05 ± 0,039a). Rata-rata kadar protein paling tinggi dihasilkan oleh P1 (13,25 ± 0,047c), diikuti P2 (12,38 ± 0,012b) dan P3 (0,77 ± 0,012a). Rata-rata kadar lemak paling tinggi dihasilkan oleh P2 (0,530 ± 0,034c), diikuti P3 (0,356 ± 0,031b) dan P1 (0,171 ± 0,020a). Rata-rata Antioksidan paling tinggi dihasilkan oleh P2 (5,00 ± 0,01c), diikuti P3 (4,68 ± 0,04b) dan P1 (4,29 ± 0,02a). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perbedaan umur panen di areal tanaman jagung memberikan perbedaan secara nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak dan antioksidan. Umur panen 2 hari dengan vegetasi tanaman jagung di Desa Wates, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang menunjukkan bahwa nilai kandungan lemak (52,95 ± 3,44) dan antioksidan (5,00 ± 0,01) yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa umur panen 2 hari memberikan kualitas royal jelly paling baik ditinjau dari fungsinya sebagai zat antioksidan dan bahan medis alami.