Pengaruh Penggunaan Bentuk Dan Level Daun Cincau Hijau (Cyclea Barbata L. Miers) Sebagai Aditif Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging
Main Author: | Nuri, Saifun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138185/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/138185/ |
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bentuk dan level daun cincau hijau (Cyclea barbata L. Miers) sebagai aditif pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi dan acuan penggunaan aditif pakan berupa fitobiotik dengan memanfaatkan ekstrak daun cincau hijau yang dienkapsulasi maupun tepung daun untuk ayam pedaging. Materi yang digunakan adalah 192 ekor ayam pedaging umur satu hari strain Lohman MB 202 Platinum dan daun cincau hijau (tepung daun dan esktrak daun cincau enkapsulasi) serta enkapsulan. Metode penelitian adalah percobaan in vivo dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola tersarang dengan 2 faktor. Faktor satu yaitu bentuk (B1=tepung daun, B2= esktrak daun cincau hijau enkapsulasi). Faktor kedua yaitu level (L0=0%, L1=0,5%, L2=1,0% dan L3=1,5%). Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, Income Over Feed Cost (IOFC) dan indeks produksi. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bentuk tepung daun dan ekstrak daun cincau hijau enkapsulasi viii memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan, berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap indeks produksi dan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan IOFC. Rata-rata pertambahan bobot badan pada B1 (1978,28±108,74 g/ekor) dan B2 (2033,97±85,35 g/ekor). Rata-rata konsumsi pakan pada B1 (3147,04 ±143,83 g/ekor) dan B2 (3220,10±78,96 g/ekor). Rata-rata konversi pakan pada B1 (1,59±0,06) dan B2 (1,58±0,04). Rata-rata IOFC pada B1 (Rp. 11855,35±1180,98) dan B2 (Rp. 12294,15±768,07). Rata-rata nilai indeks produksi pada B1 (417,66±37,15) dan B2 (458,22±42,08). Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa penggunaan B2 cenderung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan B1. Level penggunaan daun cincau hijau tersarang pada bentuk tepung daun dan ekstrak daun cincau hijau enkapsulasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan, berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan, tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan, IOFC dan indeks produksi. Konsumsi pakan terendah pada level penggunaan B1 yaitu 1,5% (2950,66±125,73 g/ekor) dan tertinggi pada level 1,0% (3255,29±103,47 g/ekor). Sedangkan konsumsi pakan terendah pada level penggunaan B2 yaitu pada 0% (3178,25± 108,59 g/ekor) dan tertinggi 1,0% (3248,27±37,69 g/ekor). Pertambahan bobot badan terendah pada level penggunaan B1 yaitu 1,5% (1840,35±66,95 g/ekor) dan tertinggi pada level 1,0% (2085,42±49,66 g/ekor). Sedangkan pertambahan bobot badan terendah pada level penggunaan B2 yaitu pada 0% (1954,58±67,20 g/ekor) dan tertinggi 1,0% (2093,60±56,44 g/ekor). Konversi pakan terendah pada level penggunaan B1 yaitu 1,0% (1,562±0,084) dan tertinggi pada level 0% sebesar (1,625±0,009). Sedangkan konversi pakan terendah pada level penggunaan B2 yaitu pada 1,0% (1,552±0,025) dan tertinggi 0% (1,626±0,002). IOFC terendah pada level penggunaan B1 yaitu 1,5% (Rp. 10715,19±728,02) dan tertinggi pada level ix 1,0% (Rp. 12540,10±882,51). Sedangkan IOFC terendah pada level penggunaan B2 yaitu pada 0% (Rp. 11646,00±383,55) dan tertinggi 1,0% (Rp. 12925,11±635,61). Nilai indeks produksi terendah pada level penggunaan B1 yaitu 1,5% (384,61±49,56) dan tertinggi pada level 0,5% (443,36±8,50). Sedangkan nilai indeks produksi terendah pada level penggunaan B2 yaitu pada 0% (419,78 ± 42,27) dan tertinggi 1,0% (490,63 ± 20,57). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun cincau hijau dalam bentuk enkapsulasi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk tepung daun. Sedangkan level penggunaan yang menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu pada level penggunaan 1,0% dalam bentuk ekstrak daun cincau hijau enkapsulasi.