Studi Kasus Tingkat Pemotongan Domba Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur Dan Bobot Karkas Di Tempat Pemotongan Hewan Wilayah Malang
Main Author: | Muhammad, Syafrizal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138171/ |
Daftar Isi:
- Daging merupakan salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehingga permintaan daging dari waktu ke waktu selalu meningkat, hal ini merupakan dampak dari pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan perkapita dan pendidikan serta kesadaran hidup sehat terutama peningkatan gizi. Domba merupakan komoditas ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemotongan domba berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur dan bobot karkas yang ada di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Malang. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi peternak maupun informasi untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 November 2016 sampai dengan 10 Desember 2016 di TPH yang berlokasi di Dusun Ngunutsari, Kelurahan Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba yang dipotong di TPH. Sampel yang digunakan untuk data primer adalah 105 ekor yang terdiri dari 12 ekor jantan dan 93 ekor betina dengan umur kurang dari 1 tahun (PI0) viii sampai 4 tahun (PI4). Data sekunder penelitian diambil dari dinas peternakan kota Malang, kabupaten Malang dan kota Batu. Peralatan yang digunakan adalah timbangan dengan merk Kabuto® kapasitas 180 kg dengan ketelitian 0,1 kg. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling berdasarkan pemotongan yang rutin dan setiap hari. Penentuan sampel menggunakan total sampling dan pengambilan data diambil pada pukul 15.00 WIB sampai 18.00 WIB. Data yang yang diperoleh selama penelitian kemudian ditabulasi dan diolah secara statistik menggunakan standar deviasi dan koefisien keragaman, kemudian dianalisis menggunakan analisis dekriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemotongan domba baik jantan atau betina pada PI0 sebanyak 31,43%, PI1 sebanyak 25,71%, PI2 sebanyak 9,52%, PI3 sebanyak 13,33%, dan PI4 sebanyak 20%. Pemotongan domba banyak dilakukan pada umur PI0 yang mencapai 31,43%, pemotongan tersebut terdiri dari jenis kelamin jantan sebanyak 1,9% dan betina sebanyak 29,52% dari total pemotongan sehingga akan memperngaruhi populasi karena dilakukan pemotongan domba muda (masih dalam masa produktif). Jumlah pemotongan domba betina mengalami peningkatan setiap minggunya dari minggu ke-1 17,14%, minggu ke-2 16,2%, minggu ke-3 26,67%, dan minggu ke-4 28,57% dibandingkan dengan domba jantan dikarenakan harga yang relatif murah dan banyaknya ketersediaan domba betina di pasaran. Rata-rata bobot karkas domba jantan dari PI0, PI1, PI2, PI3, PI4 secara berturut-turut adalah 8,95±0,07, 9,8±2,68, 8,45±0,63, 12,05±3,6, dan14,06±5,43 dengan rataan 10,66±2,34 kg. Sedangkan untuk rata-rata bobot karkas betina dari PI0, PI1, PI2, PI3 dan PI4 secara berturut-turut adalah 6,99±1,19, 7,26±1,12, 8,21±1,2, 12,01±1,93, dan 11,38±3,29 dengan rataan 9,17±2,35 kg. Persentase karkas yang ix dihasilkan oleh jantan dan betina dari berbagai umur mempunyai rataan sebesar 43,75% dan 44,23%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pemotongan domba betina sebanyak 88,57% dan pemotongan jantan sebanyak 11,43%. Tingkat pemotongan domba pada umur kurang dari 1 tahun yang mencapai 31,43%, pemotongan terdiri atas jenis kelamin jantan sebanyak 1,9% dan betina sebanyak 29,52%. Persentase karkas domba dari umur kurang dari 1 tahun sampai 4 tahun secara berturut adalah 49,91%, 46,92%, 40,49%, 39,73%, 41,72% pada domba jantan dan 46,40%, 40,63%, 42,75%, 46,40%, 46,99% pada domba betina. Saran penelitian selanjutnya adalah disarankan untuk mengurangi pemotongan domba betina dan diperlukan penelitian lebih lanjut tentang tingkat pemotongan domba betina produktif yang berada di wilayah Malang untuk mengetahui penurunan populasi domba sekaligus peningkatan produktivitas domba.