Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Warna Dan Jenis Polen Lebah Madu (A.Cerana) Di Kabupaten Malang
Main Author: | Nulhakim, Lukman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138160/ |
Daftar Isi:
- Lebah madu (A. cerana) merupakan jenis ternak lebah yang banyak dikembangkan oleh masyarakat, baik secara tradisional maupun secara modern. Lebah madu A. cerana dalam kehidupannya memerlukan makanan yang berupa nektar dan polen (tepung sari). Polen adalah sel gamet jantan pada bunga yang mengandung protein tinggi. Polen diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh anther sebagai sel-sel kelamin jantan tumbuhan. Bentuknya bulat dan berdinding tipis, tebal dengan permukaan yang bermacam-macam. Selain itu, polen juga mempunyai warna yang beraneka macam. Warna polen ini tampaknya sebagai penarik lebah untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakannya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari s/d 28 Maret 2017 di tiga tempat yang berbeda, yaitu di Pantai Ngliyep, Sumbermanjing Wetan dan Karangploso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketinggian pada berbagai tempat di Kabupaten Malang terhadap warna dan jenis polen yang dipilih oleh lebah madu A. Cerana. Kegunaan viii penelitian adalah untuk memetakan warna dan jenis polen yang lebih banyak di pilih oleh lebah A. cerana. Bahan yang digunakan adalah tanaman pakan lebah dan satu stup A. cerana yang diambil adalah polen lebah untuk diamati warna dan jenis polen di bawah mikrokop. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 8 ulangan. Analisis yang digunakan adalah analisis sidik ragam. Apabila terjadi pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa P1 mempunyai nilai rataan tertinggi dengan jumlah jenis polen 4,50 dan jumlah warna polen dengan rataan 3,38, sedangkan yang terendah adalah P2 yang mempunyai nilai rataan jumlah jenis polen 4,38 dan jumlah warna polen dengan rataan 2,50, namun P3 lebih tinggi di bandingkan dengan P2 dengan rataan jumlah jenis polen 3,75 dengan rataan jumlah warna polen 3,13. Hasil analisis ketinggian tempat terhadap jenis dan warna polen tidak berbeda nyata. Jumlah jenis polen menunjukkan bahwa ketinggian tempat tidak berpengaruh dikarenakan ketiga tempat memiliki letak astronomis yang berupa garis lintang dan garis bujur yang mirip, ketiga lokasi penelitian memiliki letak astronomis yakni pada lokasi P1 Pantai Ngliyep 112o25’32” BB dan -8o23’3” LS, pada lokasi P2 Sumbermanjing Wetan 112o40’33” BB dan 8o15’10” LS, dan untuk P3 Karangploso 112o34’26” BB dan 7o51’18” LS, dilihat dari letak astronomis, ketiga lokasi termasuk dalam iklim tropis dan jumlah warna polen menunjukkan bahwa ketinggian tempat tidak berpengaruh karena setelah dilakukan pengamatan ternyata warna polen dipengaruhi oleh jenis tanaman, karena setiap tanaman memiliki warna tersendiri, namun warna yang paling banyak saat penelitian adalah warna kuning pucat. ix Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh ketinggian pada berbagai tempat di Kabupaten Malang pada warna dan jenis polen yang di bawa oleh lebah madu A. Cerana. Warna yang disukai oleh lebah madu A. Cerana adalah warna kuning pucat, sedangkan jenis polen yang disukai oleh lebah madu A. Cerana adalah jenis pepohonan. Saran dari hasil penelitian ini adalah dengan melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan radius pengambilan sampel bunga dan perlu adanya penelitian terkait dengan menggunakan A. Melifera.